Post views: counter

Rabu, 04 Februari 2015

MENUJU LEWOHALA



Dingin angin pagi mengantarkan aku bersama isteri dan anak – anak menapaki tangga bebatuan. Hamparan laut di kaki bukit nanbiru bertabur kilatan sinar mentari pagi terasa damai di jiwa. Inilah Alam desaku indah bak Ratna mutu manikam. 

Karena tidak terbiasa mendaki gunung kaki terasa gemetar dan penat tak berkesudahan, namun hasrat telah memacu semangat isteridan anak – anak yang nota bene belum pernah menyaksikan dan mengikuti ritualPesta kacang Lewohala…. Wolorebeng perhentian pertama kami….Hembusan udara pagiterasa menerpa halus menyapa membuat isteri dan anak – anak begitu menyatu bersama indahnya alam pegunungan. Jauh disana…. Puncak gunung Ile Ape berdiri kokoh menjulang.


Sambil menggendong anakku yang paling kecil langkah kusantai menelusuri jalan desa yang di kerjakan secara swadaya.  Ransel di pundaku terasa lembab karenabermandi peluh. Jordy puteraku begitu antusias sehingga sesekali dia berlarijauh  meninggalkan gerombolan kami.Karena khawatir kadang aku berteriak memanggilnya dan diapun membalas .. “ Kitaso jao sini le… Cepa dike ka !” dalam hatiku aku bergumam Pasti Nenek Moyangsudah memimpin perjalanannya sehingga dia tidak pernah merasa lelah. Yang aku heran Jarak antara gerombolan dengan dia samapai puluhan meter jauhnya tetapi dia senang saja. Jalanan desa bagai tak tersentuh oleh pihak lain, padahal masyarakat secara swadaya sudah merintis jalan itu. Ironisnya jalanan ini sering di lalui pihak pemerintah pada tiap tahun pesta kacang di lewohala.Entah di mana nuraninya Cuma janji yg sering terucap setiap kali mereka mengunjungi Lewohala.



Rindang pepohonan menutupi terikpagi dan langkah kaki kami terus berlanjut menuju Lewohala. Angin sepoi menerpamenyemangati kami untuk cepat sampai di sana akhirnya kami pun tiba di persimpangan jalan setapak menyusuri lereng pegunungan menuju Lewohala bak tanah terjanji buat isteri adan anak – anaku….Peluh membasahi tubuh… anak di gendongan akhirnya pulas sebelum tiba dilewohala mungkin karena udara segar pegunungan telah meninabobokannya. Tanpa kusadari Puteraku Jordy sudah tak terlihat lagi. Aku khawatir keberadaannya akucoba meneriaki dia namun tak ada suara. Dalam kebingungan kami… terdengar suara kecil jauh memanggil.. “ Bapa e… kita so sampe disini ada teman – teman banyasini “… legah hatiku.. ternyata  diasudah tiba duluan di tempat parkir kendaraan alais terminal akhir dan berbaur dengan anak – anak lewohala yang lain. Dan akhirnya gerombolan kami pun sampaijuga. Terlihat  lega raut wajah isteridan anak – anak ku….”LEWOHALA KU INILAH KAMI ANAK CUCUMU “

Sumber: Catatan Sarky Balawanga/facebook 5 November 2013
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Flag Counter

Featured Post 3

Recent Posts

Unordered List

Pages

Theme Support