Jumat, 10 April 2015

Paskah : Moment Kebangkitan Pemuda Kristiani

ilustrasi

Umat Kristiani di seluruh dunia sudah merayakan Pekan Suci yang puncaknya pada perayaan Paskah, Minggu (5/4). Paskah adalah peristiwa yang diyakini umat Kristen seluruh dunia sebagai kebangkitan Kristus dari kematian.  Setelah disalib dan mati, pada hari yang ke-3 Kristus bangkit. Ia telah menang melawan kematian. Lalu apa yang bisa kita maknai dari perayaan paskah tahun ini sebagai pemuda kristiani?

Peristiwa Paskah membuktikan betapa Allah telah menunjukkan solidaritas yang luar biasa kepada manusia. Kemenangan melawan maut itu dilalui Yesus Kristus. Pada proses sengsara, Kristus setia tanpa rasa takut untuk hidup benar sekalipun kematian mengancam. Bahkan ketika apa yang dituduhkan tak terbukti, Ia rela menjalani kesengsaraannya sebagai sebuah tugas penyelamatan.  Itu semua dilakukan melalui tindakan penuh belas kasih. Tak ada tempat bagi kedengkian dan dendam.
Tahan menderita dengan tetap berpegang pada keadilan dan kasih dalam perjalanan untuk menggapai tujuan adalah sikap paling mulia untuk menghadapi persoalan bangsa dan dunia. Dunia masih digelayuti persoalan lama yakni peperangan seperti yang terjadi di Timur Tengah dan sebagian Afrika. Kekerasan berbentuk bom bunuh diri, penculikan dan pembunuhan massal semakin keji. Kemiskinan, wabah penyakit, dan bencana alam pun tak lekang menjadi ancaman. Hal serupa juga terjadi di Indonesia.

Kemiskinan dan ketidakadilan masih ada di depan mata. Perusakan lingkungan akibat tambang serta perdagangan orang menjadi hal lumrah di negeri ini. Tidak jarang sebagian saudara kita di dalam kesehariannya menahan lapar. Sebagian lagi diperlakukan tidak adil. Lahannya dirampas.Tempat mereka mencari makan tergusur oleh kepentingan modal besar. Mereka terasing di tanah sendiri, bahkan diperkarakan dan dihukum.

Kemiskinan dan ketimpangan sosial ekonomi membuat faham-faham radikal tumbuh subur. Harus disadari, menjalarnya faham-faham itu juga karena berkontribusi sebagian masyarakat yang eksklusif baik karena latar belakang etnis, agama, atau golongan. Eksklusivitas membuat kelekatan antaranak bangsa merenggang.

Masih banyak persoalan bangsa ini yang tak kalah penting yang menyangkut peradaban di masa mendatang. Sebagian dari generasi mendatang sudah terjerat narkotika dan obat terlarang. Ancaman ini tak bisa dilihat sebelah mata. Bahaya lainnya adalah mental koruptif yang menggejala. Ketika pencegahan serta pemberantasan korupsi tengah gencar dilakukan, justru muncul konflik antarinstitusi hukum pemberantas korupsi.

Olehnya momentum perayaan Paskah 2015, hendaknya menjadi momentum kebangkitan pemuda kristiani  untuk menjadi agen of peace di negri ini. Kiranya Paskah selalu membangkitkan pengharapan, kekuatan dan semangat bagi pemuda kristiani  untuk menjadi pembawa damai. Kristus yang bangkit, mengutus kita mewujudkan damai sejahtera. Seperti tercantum dalam Injil Yohanes 20:21 yang mengisahkan tentang Yesus yang bangkit menampakkan diri kepada murid-murid-Nya. Dalam  kehadiran-Nya yang tidak diduga para murid-Nya, Yesus berkata: "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu".

Kristus yang bangkit mengutus kita pemuda kristiani untuk mewujudkan damai sejahtera-Nya di tengah dunia, di manapun dan dalam situasi apapun Dia menempatkan kita. Sebagaimana saksi-saksi pertama dari kebangkitan Kristus diutus untuk mengabarkan berita sukacita kebangkitan-Nya, kita pun didorong untuk mewartakan kabar sukacita ini sekarang.  Kita dituntut untuk tidak tinggal diam, apatis, bisu dan tidak peduli terhadap apa yang terjadi di sekeliling kita.  Pemuda kristiani diutus untuk mewujudkan damai sejahtera melalui tindakan yang proaktif, kritis dan kreatif dalam mengimplementasikan nilai-nilai yang mengandung kemaslahatan bagi umat dan bangsa. Mewujudkan damai sejahtera berarti menghadirkan suasana kerajaan Allah dalam alam semesta. Injil Yohanes 20:21 menegaskan Injil yang holistik, yakni damai sejahtera yang utuh dan menyeluruh bagi semua ciptaan.

Dalam suasana syukur dan sukacita Paskah saya mengajak mengajak pemuda kristiani menjadikan perayaan Paskah sebagai momentum untuk ikut serta berperan positif, kritis dan kreatif dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia, untuk membawa damai sejahtera dengan mendukung penegakan kebenaran, hukum, dan sikap antikorupsi.

Dalam semangat Paskah, para pemuda kristiani hendaknya bersedia saling mengampuni, serta bergandengan tangan untuk mewujudkan kesatuan tubuh Kristus demi mewujudnyatakan damai sejahtera Allah bagi semua. Perayaan Paskah hendaknya menjadi momentum kreatif bagi seluruh pemuda kristiani untuk saling berdamai sebagai Keluarga Kristus. Perayaan Paskah hendaknya juga menjadi momentum pribadi untuk hidup dalam kemenangan. Kemenangan kita ada dalam Kristus, bukan karena usaha kita. Kemenangan bukan ditentukan berapa banyak kekayaan duniawi yang kita peroleh, melainkan pada penghayatan iman kita kepada Kristus yang bangkit.

Untuk mewujudkan semua itu, tentu ada harga yang harus dibayar. Perlu dan harus ada kesediaan untuk berkorban atau bahkan menjadi korban sebagaimana sikap Yesus; rela berkorban untuk perdamaian dan keselamatan dunia. Yang dapat dan perlu dikorbankan oleh siapa pun dalam berbagai kondisi permusuhan, konflik, kerusakan relasi dengan orang lain dan ketiadaan damai-sejahtera adalah “kedirian”-nya. Egoisme, pementingan dan kepentingan diri sendiri, pengutamaan status dan hak, harkat dan martabat serta kebanggaan dan keangkuhan adalah kedirian itu. Ini lalu digantikan oleh kerelaan untuk berkorban dan bahkan menjadi korban, kesabaran, kepasrahan serta melihat dan mengutamakan kepentingan orang lain, yang sebenarnya efeknya adalah juga sebagai kepentingan diri sendiri.

Dengan begitu, pemuda kristiani menjadi agen-agen rekonsiliasi, agen pendamaian dan perdamaian, agent of peace. Pemuda krstiani bukan menjadi orang yang gemar konflik, gemar rusuh, gemar berperang atau sebagai alat-alat kejahatan, agent of evil. Akan tetapi, seperti Yesus, kita menjadi anak-anak perdamaian dengan pahala kemenangan, kedamaian dan keselamatan abadi. Selamat Pesta Paskah 2015. (Igo Halimaking)

Share:

Rabu, 01 April 2015

DEMORALISASI PELAJAR, REFLEKSI KELEMAHAN PENDIDIKAN

ilustrasi/net

Rasa galau, risau, miris dan prihatin terus membalut nurani penulis beberapa hari terakhir. Kegalauan, kerisauan, rasa miris dan rasa prihatin tersebut, bukan datang secara tiba-tiba, bukan pula sekedar berpura-pura. Perasaan yang datang ketika penulis membaca berita di media online floresa.co yang memberitakan hasil survei dari Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) dan lembaga non-profit OnTrack Media Indonesia (OTMI) merilis survei tentang perilaku seks remaja SMP dan SMA di beberapa kabupaten di NTT.

Betapa tidak, dalam survei ini ditemukan sebanyak 29,5 – 31,3 persen remaja NTT melakukan hubungan seks pranikah dan sekitar 60 persen di antaranya tanpa menggunakan alat pengaman. Yang lebih miris lagi, muncul fenomena bahwa siswa/i SMP dan SMA di NTT justru  bisa membuat film seks atau porno untuk kemudian dilombakan di antara mereka, ada juga siswa yang merasa  bangga jika berpacaran dengan tukang ojek atau sopir angkot.

Waoow, sebuah fenomena yang mengejutkan  dan tentunya menorehkan catatan hitam dalam perkembangan pendidikan di NTT. Fenomena ini, hemat penulis merupakan bagian dari demoralisasi di kalangan pelajar. Lalu apa faktor penyebab dan solusi dalam mengatasi perilaku pelajar tersebut?

Faktor  Penyebab
Dalam konteks persoalan ini, hemat penulis, ada beberapa faktor  penyebab diantaranya adalah Pertama, pengaruh media. Demoralisasi pelajar yang kian marak karena pengaruh media melalui tayangan-tayangan yang vulgar dan cenderung untuk lebih mengarahkan konsumennya ke arah pornografi dan pornoaksi. Tidak heran bila eksploitasi bentuk tubuh baik wanita maupun pria (terutama dari kalangan wanita) selalu menjadi ukuran dalam segala hal. Tidak sulit saat ini untuk mendapatkan gambar-gambar yang mempertontonkan bentuk tubuh lewat majalah  atau harian porno, menonton adegan-adegan kotor lewat VCD Porno, HP juga menjadi alat penyebar pornoaksi, penampilan iklan yang menunjukkan kemolekan tubuh. Pelayanan seks lewat telepon juga marak diiklankan dengan bebas dan amat vulgar. Itu semua menunjukkan bahwa pelajar saat ini telah dikelilingi oleh pornografi dan pornoaksi. Tidak heran pelajar pun ikut – ikutan meniru perilaku tersebut karena tidak bisa memiliki kemampuan filter yang baik.

Kedua, kelalaian sekolah. Pendidikan menurut M.J. Langeveld dalam Suyuthi (2005) adalah memberi pertolongan secara sadar dan segaja kepada seorang anak (yang belum dewasa) dalam pertumbuhannya menuju kearah kedewasaan dalam arti dapat mandiri dan bertanggung jawab susila atas segala tindakan-tindakannya menurut pilihannya sendiri. Disini ada substansi utama yakni anak proses didik menjadi insan yang mandiri dan bertanggung jawab susila atas segala tindakannya. Pertanyaannya adalah bagaimana bila anak didik menyimpang dari susila dan bertindak menyimpang dari sikap terpuji yang diharapkan dalam pendidikan. Bila fenomena ini terjadi berarti ada indikasi kelemahan pendidikan dalam membentuk karakter perserta didik. Kondisi ini merupakan refleksi kelemahan pendidikan dalam membentuk karakter peserta didik. Ini salah satu bukti kegagalan sekolah dalam membentuk moral anak didiknya.

Ketiga, lemahnya pengawasan orang tua.  Kehidupan seorang pelajar/remaja pada dasarnya masih berada di bawah naungan kedua orang tua. Lantas kenapa demoralisasi itu terjadi jika para remaja masih berada di bawah naungan orang tuanya? Penyebabnya adalah pengawasan orang tua yang lemah. Orang tua akan lebih merasa bangga dan percaya ketika melihat anaknya sudah beranjak remaja dan mulai bisa menyelesaikan masalah-masalah kecil yang dihadapinya, padahal seharusnya orang tua harus mengawasi kehidupan labil seorang anak remaja. Masalah lain adalah orang tua yang gagap teknologi. Orang tua tidak bisa mengawasinya karena mereka tidak tahu apa saja yang dilakukan oleh anak-anaknya dengan perkembangan teknologi yang ada. Selama ini orang tua sering memanjakan anaknya dengan Keperluan alat komunikasi, misalnya HP tanpa mempertimbangkan dampak negatif dari HP. Dalam kasus ini terbukti, HP digunakan untuk kegiatan negatif. Mereka memanfaatkan HP dengan fasilitas rekaman video untuk mengabadikan aksi bejatnya  untuk koleksi peribadi. Dengan HP pula mereka dengan mudah dan cepat menyebarkan rekaman video itu kepada siswa yang lainnya.

Keempat, minimnya mata pelajaran moral di sekolah.  Sisi lain penyebab demoralisasi pelajar adalah minimnya mata pelajaran moral di sekolah. Kurikulum yang berlaku saat ini lebih memperioritaskan pelajaran yang berorientasi pada lifeskill daripada pelajaran moral. Mata pelajaran yang didalamnya banyak pelajaran moralnya, alokasi waktunya lebih sedikit jika dibandingkan dengan pelajaran bahasa Indonesia, bahasa Inggris, Matematika, fisika, biologi, ekonomi. Akibatnya, para guru hanya mengajar dengan orientasi bagaimana siswanya nanti dapat lulus ujian nasional dan dapat menembuas dunia kerja tanpa mempedulikan moral siswanya.

Solusi
Fenomena demoralisasi di kalangan pelajar tampak semakin meluas. Guna mengeliminasi demoralisasi, pendidikan karakter sangat diperlukan untuk dikembangkan dan untuk kebaikan masyarakat dan bangsa di masa depan. Penguatan pendidikan moral (moral education) atau pendidikan karakter (character education)  dalam konteks sekarang sangat relevan untuk mengatasi krisis moral yang sedang melanda di negara kita. Krisis tersebut antara lain berupa meningkatnya pergaulan bebas, maraknya angka kekerasan anak-anak dan remaja, kejahatan terhadap teman, pencurian remaja, kebiasaan menyontek, penyalahgunaan obat-obatan, pornografi, dan perusakan milik orang lain sudah menjadi masalah sosial yang hingga saat ini belum dapat diatasi secara tuntas, oleh karena itu betapa pentingnya pendidikan karakter.

Lickona menyatakan bahwa pengertian pendidikan karakter adalah suatu usaha yang disengaja untuk membantu seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai etika yang inti. Olehya nilai-nilai pendidikan karakter seperti yang diungkapkan pencetus pendidikan karakter di Indonesia, Ratna Megawangi yaitu , Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa Ingin Tahu, Semangat Kebangsaan, Cinta tanah air, Menghargai prestasi, Bersahabat/komunikatif,Cinta Damai, Gemar membaca, Peduli lingkungan, Peduli social, Tanggung jawab, selayaknya diajarkan kepada anak dalam lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.

Pendidikan karakter akan berhasil bila patronase (orang tua, guru, tokoh masyarakat/pejabat negara) dapat menjalankan peran dengan baik. Sebaliknya bila patronase tidak dapat menjalankan peran dengan baik, pendidikan karakter sulit berhasil. Lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat merupakan prasyarat untuk keberhasilan pendidikan karakter. Selain itu, langkah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT, bersama OTMI menyusun sebuah program bernama “Mari Kita Bicara” yang didukung oleh Program MAMPU (Program kerjasama Pemerintah Indonesia dan Australia) dengan sasaran program pada siswa, guru dan orang tua, patut diapresiasi dan didukung. Kiranya program ini segera mungkin diterapkan disemua sekolah di NTT sebagai upaya meminimalisir demoralisasi pada kalangan pelajar.

Akhirnya pelajar bisa menjadi potensi yang sangat menjanjikan bila dibimbing dan diarahkan secara baik oleh keluarga, sekolah ataupun masyarakatnya (lingkungan). Sebaliknya bisa menjadi masalah besar (the big problem) sekaligus sebagai mesin pembunuh (The killer Machine) bagi kedamaian dan ketentraman masyarakat. Jika tidak dibimbing dan diarahkan secara baik.

(Igo Halimaking - Ketua OKP – Angkatan Muda Mahasiswa Pelajar  Asal Ile Ape – Lembata (AMMAPAI) – Kupang)

Share:

Selasa, 17 Maret 2015

AMMAPAI Gelar Pelatihan Pembuatan Abon Ikan



Angkatan Muda Mahasiswa Pelajar Asal Ile Ape (AMMAPAI) – Kupang dalam lanjutan kegiatan Latihan Kepemimpinan Tingkat Menengah  (LKTM) bekerjasama dengan kelompok usaha abon ikan  “Ina Sayang – Noelbaki” menggelar pelatihan keterampilan kewirausahaan pembuatan abon ikan di sekretariat AMMAPAI, Jalan Kika Ga, RT.22, RW.10 Walikota Baru – Kupang, Kamis (19/02).









Ibu Katharina B. Ole, ketua kelompok usaha abon ikan “Ina Sayang – Noelbaki” sebagai fasilitator pelatihan menjelaskan bahwa Abon adalah makanan yang terbuat dari serat daging dan penampilannya berwarna cokelat terang hingga kehitaman.

“Abon tampak seperti serat karena didominasi oleh serat – serat otot yang mengering. Karena kering, Abon tergolong produk olahan yang awet. Abon biasanya dimakan sebagai lauk taburan di atas nasi atau bubur ayam,” jelas Ibu Katharina.

Menurut Ibu Katahrina, untuk mempertahankan mutu Abon selama penyimpanan , abon harus dikemas dalam kantong plastik dan ditutup dengan rapat.

“Abon dapat disimpan selama berminggu – minggu hingga berbulan – bulan  asalkan disimpan dalam kemasan kedap udara,” ungkap Ibu Katahrina.

Terpantau, setelah diberi pengarahan singkat dari fasilitator, peserta langsung diarahkan untuk membuat Abon ikan. Para peserta menyiapkan bahan baku yang terdiri dari daging ikan cakalang 500 gr, suwir – suwir halus, Santan kental 250 ml, gula merah ditambah gula pasir 100 gr, cabe merah 10 buah yang sudah dibuang bijinya dan diiris serong serta serai 2 batang. Bumbunya terdiri dari bawang merah 10 buah, bawang putih 5 siung, cabe rawit merah 7 buah, jahe 3 ruas, lengkuas 5 ruas, ketumbar sangrai 1 sdm, lada bubuk 1 sdt dan garam 1 sdt.

Langkah pembuatan pun sangat mudah. Hanya melalui lima langkah abon ikan sudah siap saji. Langkah pertama yaitu ikan cakalang dipotong, dicuci bersih lalu dikukus selama 15 menit. Setelah dingin lalu lalu duri – duri ikan dibuang lalu disuwir – suwir. Langkah kedua yaitu haluskan bumbu sangrai ketumbar hingga lembut lalu sisihkan. Langkah ketiga, bawang merah, bawang putih, cabai dihaluskan lalu ditumis hingga warnanya kecoklatan dan harum lalu masukan santal kental, ketumbar sangrai, gula jawa yang sudah disisir halus, lengkuas dan daun salam. Langkah keempat, ikan tongkol yang sudah disuwir-suwir dimasak hingga abon mengering. Setelah itu disimpan didalam wadah yang kedap udara.








Para peserta pelatihan abon ikan terlihat sangat. Karena setelah kurang lebih tujuh jam mengikuti pelatihan dan praktek  dari jam 08.00 – 14.30 hasilnya bisa langsung dinikmati. Setelah dikepak dalam plastik  dan di timbang hasilnya 1900 gram/ 19 bungkus yang diisi masing – masing 100 gram/bungkus.

Ibu khatrina mengharapkan setelah pelatihan ini peserta bisa melanjutkan program pengembangan produk olahan ikan sesuai jenis makanan yang diminatinya.

"Kegiatan ini sungguh bagus untuk membangun kesejahteraan, kegiatan ini kalau bisa sesering mungkin dapat kita laksanakan guna terciptanya SDM yang kreatif sehingga apa yang kita lakukan ini dapat berbuah kesejahteraan bagi diri sendiri dan masyarakat luas," pungkasnya.

Sementara itu ketua umum AMMAPAI – Kupang, Igo Halimaking mengatakan bahwa dalam rangka menyiapkan MEA (Masyarkat Ekonomi ASEAN), para pemuda perlu disiapkan. Salah satu langkah yaitu pembekalan pemuda dengan berbagai macam kreatifitas misalnya dalam bidang wirausaha.

“Pemuda-pemudi sekarang masuk dalam perlombaaan kreatifitas usaha, keadaan ini penting dalam mendorong wirausaha di kalangan remaja atau pemuda.  Olehnya dalam LKTM ini kami memberi pembekalan terhadap anggota lewat berbagai bentuk pelatihan wirausaha  sehingga nantinya remaja dan pemuda akan berusaha menciptakan proses wirausahanya masing-masing dan juga bisa membantu masyarakat luas dalam mendorong dan mewajibkan mereka untuk punya usaha,” jelas Igo.

Selain mengelar pelatihan abon ikan, dalam kegiatan LKTM ini peserta dibekali materi dan pelatihan – pelatihan lain Penyusunan Rencana Strategis  Dengan Menggunakan Teknik Analisis SWOT yang dibawahkan oleh Daud Amarato D., M.Si., Widyaiswara Badan Diklat NTT, Pelatihan pembuatan film, yang dibawahkan oleh kordinator Komunitas Film Kupang, Manuel Alberto Maia, manejemen aksi yang dibawahkan oleh Bedi Roma, dan Pelatihan Layout Majalah yang dibawahkan oleh Pangky Lengary.



Share:

Kamis, 05 Maret 2015

FILM MENJADI MEDIA DOKUMENTASI KEBUDAYAAN DAN KEMANUSIAAN

ilustrasi

Pembuatan film tidak hanya sekedar mengandalkan aktor ganteng atau aktris cantik, pembuatan film harus mengutamakan riset mendalam agar jalan ceritanya baik serta mempunyai karakter tokoh yang kuat dalam film nantinya. Terutama saat ingin membuat film dokumenter yang idealnya mampu menjadi media dokumentasi mengenai kebudayaan dan kemanusiaan melalui jalan cerita setiap karakter tokoh film tersebut. Hal ini disampaikan oleh Manuel Alberto Maia, kordinator Komunitas Film Kupang saat memberikan  pelatihan “pembuatan film” dalam lanjutan kegiatan Latihan Kepemimpinan Tingkat Menengah (LKTM) di sekretariat AMMAPAI, Jalan Kika Ga, RT.22, RW.10 Walikota Baru – Kupang Rabu(11/9) dari pukul 15.00 – 17.00 wita.
Alberto Maia

Menurut dia, program pelatihan pembuatan film pendek atau fiksi dan dokumenter tersebut bertujuan menggali minat dan bakat anak muda dalam hal pembuatan film pada khususnya serta meningkatkan kecintaan generasi muda kepada film Indonesia pada umumnya dan NTT pada khususnya.

"Kami berharap dapat membantu menggali bakat generasi muda dan membantu mereka mewujudkan mimpinya dalam industri perfilman”, ungkap Manuel Alberto Maia.

peserta LKTM
Menurut Manuel Alberto Maia, dalam pembuatan film-film Produksi film berjalan dalam tiga tahap yaitu Pra-produks melingkupi persiapan perekaman dilakukan, yaitu ketika pemeran dan kru film dipekerjakan, lokasi dipilih, dan latar dibangun. Ini juga tahapan ketika ide film diciptakan, hak buku/naskah dibeli, dll. Tahap Produksi yaitu  elemen mentah untuk film akhir direkam. Tahap Pasca-produks melingkupi Film disuntingl; suara (dialog) produksi sekaligus disunting (namun terpisah), runut musik (dan lagu) digubah, dipentaskan dan direkam, jika film tersebut butuh musik; efek suara dirancang dan direkam; efek 'visual' grafis komputer lainnya ditambahkan secara digital, semua elemen suara dicampurkan menjadi 'stem', kemudian stem dicampurkan dan disejajarkan dengan gambar dan film tersebut akhirnya selesai ("terkunci").

Manuel Alberto Maia menjabarkan bahwa film dokumenter adalah tentang kisah nyata yang mampu memberikan pengaruh terhadap setiap penonton film tersebut, “Hal terpenting dalam film dokumenter ialah ada sebuah kisah nyata yang bisa menginspirasi para penontonnya,” ujar  Alberto  saat menyampaikan pengantarnya.

Dalam pelatihan ini terlihat para peserta sangat antusias, hal ini terlihat dengan kondisi peserta pelatihan yang memenuhi ruangan dan tingginya intensitas tanya jawab dari peserta dan narasumber.

Mahasiswa Wajib Menguatkan Potensi Kepekaan Sosial
Sementara itu, Bedi Roma ketika membawakan ‘Manjaemen Aksi’ mengatakan bahwa mahasiswa memiliki kewajiban untuk menguatkan potensi kepekaan sosial politiknya. Disebut kepekaan sosial karena mahasiswa pada dasarnya adalah bagian dari rakyat. Apapun yang terjadi pada rakyat maka mahasiswa akan turut juga merasakannya. Kenaikan BBM, harga bahan pokok, listrik, dan air misalnya akan memberi ekses terhadap aktivitas kuliah. Disebut kepekaan politik, karena gejolak sosial yang terjadi umumnya selalu merupakan hasil side effect dari aktivitas politik, semisal disahkannya suatu UU.

“Sebagai gerakan ekstraparlementer mahasiswa memiliki kewajiban moral untuk mengimplementasikan pengetahuannya itu dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat. Atau dengan kata lain menyuarakan kepentingan kebenaran dan rakyat,” jelas Bedi Roma

Menurut Bedi Roma ada berbagai metode yang dapat dilakukan yaitu dari bentuk pendampingan, advokasi, public hearing, audiensi dengan pemerintah dan legislatif, hingga demonstrasi (aksi).
“Demonstrasi adalah cara paling efektif dalam menyuarakan kebenaran, khususnya jika dilaksanakan pada rezim yang antidemokratis dan tiran. Pengetahuan akan manajemen aksi  ini menjadi penting agar niatan yang benar itu dapat mencapai hasil optimal karena dilakukan dengan cara yang benar pula,” ungkapnya.



aksi aliansi masy pengawas kinerja kepolisian

aksi aliansi masy pengawas kinerja kepolisian


Share:

Selasa, 03 Maret 2015

33 Tahun Membentuk Kader yang Produktif, Visioner & Populis


kue ulang tahun AMMAPAI ke-33
Kegiatan Latihan Kepemimpinan Tingkat Menengah (LKTM) Angkatan Muda Mahasiswa Pelajar Asal Ile Ape (AMMAPAI) Kupang periode 2014/2015, yang berlangsung mulai dari tanggal 16 februari 2014 akhirnya resmi ditutup malam tadi, 21 februari 2015 JAM 19.00 WITA.

Petugas Doa- Ina & Ona
Acara penutupan LKTM ini dipadukan dengan perayaan dies natalis AMMAPAI ke – 33 tahun yang bertempat di sekretariat AMMAPAI, Jalan Kika Ga, RT.22, RW.10 Walikota Baru – Kupang.
Latihan Kepemimpinan Tingkat Menengah (LKTM) Angkatan Muda Mahasiswa Pelajar Asal Ile Ape (AMMAPAI) Kupang periode 2014/2015 ditutup oleh anggota tim konsultan AMMAPAI,  Linus Lusi, yang juga merupakan Kepala Bidang Pengembangan Pemuda di dinas pemuda dan olaraga provinsi NTT.

Kegiatan LKTM dan Dies Natalis ini mengambil tema  “ Melalui Kepemimpinan Tingkat Menengah & Dies Natalis ke – 33, Kita Tingkatkan Kader yang Produktif, Visioner & Populis”. Sebelum ceremonial, acara malam perayaan dies natalis diawali dengan ibadat sabdat yang dipimpin oleh salah seorang anggota AMMAPAI, Ina Making, dan dipandu oleh MC cantik Iva Making.

MC-Iva Making
Ketua Panitia LKTM dan Dies Natalis ke -33,  Basilius Fransisco Hugu dalam laporan kepanitiaan mengatakan kegiatan Latihan Kepemimpinan Tingkat Menengah (LKTM) bertujuan untuk membina , melatih serta membentuk kader  yang memiliki kemampuan manajerial, memiliki rasa tanggung jawab, sikap mandiri, jiwa kewirausahaan, sikap yang berorientasi pada prestasi dan pencapaian hasil serta  berpikir ilmiah.

Sementara itu, Igo Halimaking, Ketua Umum AMMAPAI – Kupang dalam pidatonya menegaskan bahwa organisasi merupakan salah satu kekuatan kontrol yang secara organisatoris menunjukkan peran strategis baik secara internal dalam perhimpunan maupun tanggapan dan keterlibatan riil terhadap realitas sosial. Igo  menambahkan bahwa sebagai kader pemimpin masa depan, penting untuk membekali diri dengan hal-hal yang berguna sehingga semakin memperkuat integritas diri dan eksistensi perhimpunan.


Kepan - Sisco Making

 “Kegiatan ini menjadi locus penyatuan persepsi untuk membangun komitmen moral dan realisasi gerakan dalam ranah praktis. Sangat diharapkan, LKTM ini mampu menciptakan pola pikir  kader yang produktif, visioner dan populis untuk menjawabi kebutuhan masyarakat melalui kebijakan pro rakyat,” tegasnya.

Igo mengajak momentum LKTM dan Dies Natalis ini dijadikan sebagai ruang untuk melatih diri agar punya rasa solider serta respon dengan masalah-masalah sosial, juga membentuk kreativitas diri agar bisa bersaing.

Sementara Linus lusi dalam sambutan mengatakan organisasi AMMAPAI diusianya yang ke 33 tahun harus berkomitmen dan tekad yang sama untuk mewujudkan cita-cita bangsa yaitu Indonesia yang merdeka, bersatu dan berdaulatan adil dan makmur.
Linus Lusi


“ Sudah 33 tahun umur AMMAPAI, maka diminta kepada kader-kader AMMAPAI agar peka dengan situasi sosial, untuk mendobrak keadilan dan kebenaran,” ajak Linus.

Linus menambahkan berorganisasi  juga penting namun jangan melupakan dan kuliah.  Menurutnya aktivitas kuliah dan organisasi saling terkait dan terintegrasi.

peniupan lilin HUT
“Ada tiga hal yang harus diperhatikan agar dapat tetap aktif berorganisasi tanpa melalaikan kewajiban belajar sebagai mahasiswa. Yaitu tahu bagaimana memposisikan kuliah dalam hidup, mengenal karakter organisasi yang akan diikuti, dan tahu akan kemampuan diri,” jelas Kabid Pengembangan Pemuda pada DISPORA NTT ini.

Untuk diketahui Angkatan Muda Mahasiswa Pelajar Asal Ile Ape (AMMAPAI) Kupang, merupakan organisasi kepemudaan yang berasal dari kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur, Kabupaten Lembata. Organisasi ini didirikan pada tanggal 21 februari 1982. Organisasi ini di didirikan oleh Lorens Lusi (alm), Daniel Demong Hurek, Hendrik Mosa Langobelen, Majid Lamahoda, dan Goris Lewoleba. (mkg)
Pemotongan kue ulang tahun...

Share:

Sabtu, 14 Februari 2015

Ngopi Bareng Menaker di Kedai Ilmu




Kedai ilmu yang saban hari menjadi tempat konsolidasi gagasan dan juga tempat tongkrongan sambil ngopi dan menikmati sari mie bagi siapa saja dikunjungi Menteri Tenaga Kerja RI, Hanif Dakiri yang juga mantan aktivis gerakan mahasiswa di tahun 1998 itu. Pertemuan ini difasilitasi George Hormat Kulas.

Hanif Dakiri yang didampingi staf khusus kementrian Nakertrans Dita Indah Sari , tiba bersama rombongan di kedai ilmu yang terletak di Jalan Kika Ga, RT.22, RW. 10 Walikota Baru - Kupang, Jumad, 12.30. Hanif Dakiri terlihat santai dan penuh semangat bercengkeramah bersama aktivis tentang pengalamannya dalam gerakan mahasiswa di era 98 sambil meneguk hidangan kopi ala kedai ilmu.

Dalam kunjungan dan diskusi ini, Hanif menceritrakan pengalamannya semasa mahasiswa. Selain itu, Hanif memberikan apresiasi terhadap semangat perjuangan aktivis gerakan ini atas inisiatif mereka, membangun kedai ilmu sebagai tempat berkumpulnya para aktivis guna mendiskusikan berbagai persoalan bangsa yang melanda rakyat NTT akhir-akhir ini.

“Saya sangat apresiasi terhadap semangat teman-teman atas inisiatifnya untuk membangun kedai ini sebagai ruang konsolidasi dan mendiskusikan berbagai persoalan rakyat yang sedang melanda bangsa saat ini khusunya NTT, semoga semangat ini tetap terjaga sehingga kemudian dapat menghasilkan hal-hal positif dalam upaya membangun bangsa ini ke depan," kata Hanif.

Selain itu para aktivis ini juga sempat menyinggung persoalan human trafficking (perdangan orang ) yang selama ini melanda rakyat NTT dua tahun belakangan , Hanif juga mengajak aktivis dan seluruh rakyat NTT agar bekerja sama memberantas praktek human trafficking di Indonesia khususnya NTT karena menurutnya human trafficking di bangsa ini sudah terjaring secara massif dan sistematis sehingga dibutuhkan kerja sama yang baik antara seluruh elemen masyarakat bersama pemerintah sehingga persoalan human traficking yang melanda bangsa ini, bisa segera dituntaskan.

Merespon ajakan Hanif ini, para aktivis menyatakan kesediaannya untuk bersama pemerintah memberantas human trafficking di NTT. Selain aktifis NTT juga siap untuk membangun posko pengaduan di kedai ilmu dan pendampingan terhadap masyarakat terkait persoalan human trafficking

Sementara itu, Yoseph Sudarso Asafa yang dipercayakan sebagai juru bicara mahasiswa dalam diskusi tersebut, menyampaikan ucapan terima kasih terhadap Menakertrans ini, karena sudah bersedia mengunjungi kedai ilmu dan berdiskusi bersama kativis di NTT.

“Kunjungan pak menteri ini menjadi semangat lebih bagi kami untuk terus melangkah,” tegasnya.

Asafa juga berharap agar ini bisa menjadi contoh bagi pemerintah lainnya untuk lebih mendekatkan diri kepada masyarakat juga kativis guna membicarakan berbagai soal yang melanda rakyat bangsa ini.
Share:

Senin, 09 Februari 2015

"Darah dan Nyawa ternyata tak berharga lagi..."


Masih lekat dalam benakku :
apa dulu cerita Bu Guru di kelas satu .…..
Bu Guru bilang :… negeriku indah dan menawan…
Bu Guru bilang:… penduduk kami ramah dan sopan..
Bu Guru juga bercerita tentang tabiat temurun nenek kami yang santun dan murah senyum….
Kata Bu Guru pula, cuma kami yang punya negeri :dimana tongkat kayu dan batu bisa jadi tanaman…..
Ooh..negeri impian….

Tapi…
Itu duluuuu….
sekian masa tlah berganti….
Dan akupun bukan kanak-kanak lugu dan ingusan lagi..
Tiba-tiba, dimataku Bu Guru menjadi :.. ‘pembohong sejati..’
Cerita Bu Guru dulu ternyata cuma teori…
Buktinya..; hari ini negri kami ini seperti negeri para kurcaci..
Hari ini..harga diri penduduk negri kami seperti cuma seujung kuaci..

Bu Guru mungkin tak pernah tahu lagi..
Bahwa hari ini ..:senyuman kami hanyalah kepalsuan..
Sopan santun kami hanyalah basa basi….
Dan saban hari, yang kami telan hanyalah tontonan KEMARAHAN...


Ya…
Inilah negeri kami hari ini…: NEGERI PARA PEMARAH…
Setiap membuka layar kaca…..setiap membuka lembaran koran...
nyaris tak ada berita tanpa kabar keberingasan…
berita pembunuhan...
Bertia pembunuhan...
Berita pemerkosaan...
berita perkelahian…
berita cakar-cakaran…
berita jegal-menjegal..berita tuding-tudingan- bentrok….demo…amarah tumpah meluah nyaris di segenap penjuru negeri ini...


Lihatlah hari ini....
dari subuh tadi....layar telivisi tak henti menyuguhkan sebuah kenyataan..
bahwa darah dan nyawa..ternyata cuma seharga uang recehan...sungguh murahan...
peluru..pentungan dan parang..adalah alat mutakhir untuk tuntaskan persoalan...
darah dan nyawa bukan lagi milik paling berharga...
..demi harga diri. kami rela mati..begitu rakyat memelintir akal sehatnya...
...demi tugas, demi periuk nasi..kami harus bunuh nurani kami sendiri, begitulah para petugas meyakini diri.

Dan tak cuma siang ini...kemaren-kemaren juga begitu....
bayangkan....
Cuma soal belis...Cuma merasa tersinggung, Cuma dijanjiin akan diberikanan seorang  gadis untuk dinikahi...ia pun rela membunuh....
Cuma soal tatapan mata….anak sekolah marah sampai berdarah-darah..
Cuma soal cinta monyet…anak gadis berseragam bercakaran sampai pipinya lecet..
Cuma soal SMS nyasar.. suami tega mengabisi istri dengan membakar…
Apakah ini tersebab, di telivisi Mata Pelajaran Marah sudah seperti menjadi PR harian….?
Ataukan karena, Sinetron bukan saja mengajarkan Bagaimana Cara Bermimpi….tetapi juga terang-terangan menunjukkan langkah-langkah ; Bagaimana Cara Bertengkar…?
Reality Show bukan cuma mempertontonkan bagaimana ragam kekisruhan rumah tangga di negeri ini, tapi juga mengajarkan bagaimana Cara Memancing Amarah agar tumpah meluah….
Ataukah memang negeriku ini tengah terpuruk dalam putaran roda kejahiliyahan…?
Bersahabat dengan setan,
memuja kemarahan,
lalu menganggap bahwa membuncahkan amarah adalah jalan keutamaan..?

Terus terang….
Semula kukira yang suka marah hanyalah orang-orang yang akal sehatnya lagi goyah..
Semula kuduga yang gemar marah hanyalah kebodohan dan ketakberdayaan…
Semula kusangka yang marah itu hanyalah ‘para sampah…’


Ah, ternyata aku salah duga….
Hari ini rupanya marah yang tumpah sudah menjadi begitu lumrah…
Tengoklah reality politik bangsa ini di televisi…
Bapak-bapak YTH saja , yang berdasi dan bersafari bisa menyulap Kantor Dewan menjadi ring tinju untuk berkelahi….
Bagaimana kita kan menonggokan harkat mereka sebagai Negarawan.... sedangkan untuk bertukar pikiran saja mereka harus bertengkar dengan gaya bahasa dan ekspresi seperti 'hewan'..??

Ingin rasanya...
agak sesekali .....
dengan setulus hati kita memuja mereka sebagai tokoh panutan yang bertaraf sebagai insan budiman....
tapi ulah meraka sendiri yang marah-marahan di gedung Dewan membuat mereka terpuruk sendiri ke lembah kehinaan....
Dan Mahasiswapun berkoar 'atas nama rakyat'..
persetan intelektual...
ayo singsingkan lengan bajuuu..
kepalkan tinjuuuu.....
lemparkan batuuuuu.....
aah,mahasiswa negerikuuu...

Kalau memang amarah yang membuncah sudah mengalir dalam darah daging segenap penghuni anak negeri ini.....Kalau memang amarah yang meluah adalah cara terbijak untuk memecah sebongkah masalah diri ini....Aahh,..kebanggaan sebentuk apalagi yang bisa kita ceritakan pada anak cucu kita nanti…?

Semakin hari...semakin susah untuk membuktikan : bahwa inilah negeri dengan penghuni yang baik budi...kecuali sebuah kenyataan, bahwa di negeri para pemarah ini...darah dan nyawa memang sudah tak ada harganya lagi...!

Share:

Sabtu, 07 Februari 2015

TERSANGKA PEMBUNUHAN LINUS NOTAN DIBEKUK


Setelah lima hari bekerja, tim penyidik Polda NTT, yang terdiri dari Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras), AKBP Bambang, bersama Roland, dan Haryanto Sakbahan, bersama Polres Lembata, melakukan penangkapan terhadap lima tersangka pelaku pembunuhan Linus Notan, pada Sabtu (7/2). Penangkapan ini dipimpin langsung oleh AKBP Bambang, dengan menggunakan tiga mobil dikawal satu mobil Dalmas, bergerak dari Polres Lembata sekitar pukul 05.30 Wita, setelah melakukan apel siaga pukul 05.00 Wita, dan tiba di Jontona tepat pukul 06.50 Wita.

Kelima tersangka yang ditangkap itu ialah Laurens Laba alias Lori Lodan, Elias Laran, Stefanus Anton Making alias Stef Lodan, Feliks Sele dan Yosef Payong.

Saat penangkapan Lori Lodan menggunakan celana pendek berwarna putih dengan baju hitam tulisan polisi. Disaksikan istrinya Veronika Ikan Lele, Lori Lodan digelandang polisi masuk mobil Dalmas tanpa mengeluarkan satu kata pun. Setelah itu, tim bergerak menuju ke rumah Elias Laran. Setibanya di rumahnya, Elias belum bangun. Polisi lalu menggedor pintu dibantu Linmas Desa Jontona. Penangkapan Laran dilakukan dalam kamar. Tersangka hanya menggunakan kain lipa dan baju putih.

Tersangka lainnya, Yoseph Payong Lela saat ditangkap menggunakan jaket hitam dan celana panjang putih, tangan Payong Lela diborgol masuk ke mobil Dalmas untuk bergabung dengan Lori Lodan dan Elias Laran yang sudah sejak tadi menunggu dengan tangan diborgol juga. Untuk menangkap tersangka yang juga diduga sebagai otak pelaku pembunuhan Linus Notan, Stefanus Lodan dipimpin langsung oleh AKBP Bambang.

AKBP Bambang bersama tim masuk ke rumah Stefanus Lodan sekira pukul 06.10 wita. Sebelum melakukan penangkapan terhadap Stefanus, tim terlebih dahulu mengamankan Feliks Sele alias Feliks Laba, dari dalam kamar tidur. Saat ditangkap, Feliks Laba menggunakan switer lengan panjang warna merah dan celana panjang.

Sekitar 10 menit, tim memberikan kesempatan kepada Stefanus Lodan untuk mengenakan pakaian kebesaran. Jaket hijau, celana panjang hitam dan kopia. Ciri khas penampilan beliau. Stefanus Lodan digelandang, sembari mencium tanah dan bersumpah bahwa dirinya bersih tanpa terlibat kasus pembunuhan Linus Notan.

Setelah mencium tanah di depan rumahnya, Stefanus Lodan digelandang naik ke Mobil Dalmas. Di dalam sudah menunggu, Yoseph Payong Lela, Feliks Laba, Lori Lodan dan Elias Laran. Informasi yang dihimpun, peristiwa cium tanah yang dilakukan oleh Stefanus Lodan, sungguh dramatis. Sebab, disaksikan ratusan mata masyarakat Jontona dan polisi yang hadir. Polisi tidak juga menegur. Membiarkan dia melakukan hal tersebut. Bahkan sampai di dalam mobil, dirinya masih sempat mengangkat tangan seolah memberi hormat kepada keluarga dan masyarakat yang hadir saat itu.

Saat melakukan penangkapan, polisi sudah menyiapkan surat penangkapan sebagai tersangka dan ditandatangani oleh keluarga. Veronika Ika menandatangani surat penahanan Lori Lodan. Bewa Lodan menandatangani surat untuk suaminya Feliks Sele. Dorotea As, untuk penahanan Stefanus Lodan yang juga suaminya. Hal yang sama juga dilakukan oleh istri Payong Lela.

Menurut Kapolres Lembata, AKBP Wresni HS Nugroho, sebelum polisi menagkap kelima tersangka itu, para penyidik terlebih dahulu melakukan ekspos dengan seluruh perwira Polres Lembata terkait kasus kematian tidak wajar Linus Notan. Ekspos dilakukan selama dua hari, kamis, dan jumad (5-6/2/2015) malam.  Setelah ekspos terakhir pada jumad (06/02/2015) malam, keesokan harinya Sabtu (7/2/2015), sekitar pukul 05 wita tim Gabungan Polda NTT dan Polres Lembata  mengadakan penangkapan terhadap tersangka pembunuhan Linus Notan.

Kelima tersangka itu langsung dibawa ke Polres Lembata dan langsung diadakan pemeriksaan maraton. Sampai sabtu sore, para tersangka masih diperiksa secara intensif  oleh penyidik. Selama pemeriksaan para tersangka didampingi penasihat hukum, Stanis Kapo, S.H. Kelima tersangka ini diancam pasal 338 KHUP dengan ancaman hukuman 20 tahun penjara.

Terkait motif pembunuhan Linus Notan, Kapolres Lembata menjelaskan bahwa penyidik masih melakukan pendalaman terkait motif  yang melatarbelakangi pembunuhan ini. Namun menurut informasi yang beredar, kematian Linus Notan diduga terkait urusan adat, soal belis kawin-mawin pada bulan mei 2014. Dimana dalam urusan adat tersebut sempat terjadi perkelahian antara korban dengan salah satu tersangka yang ditangkap yaitu Stef Lodan.  Diduga alasan itulah membuat para tersangka menghabiskan nyawa Linus Notan

Untuk diketahui Linus Notan adalah warga Desa Jontona, Kecamatan Ile Ape Timur, Kabupaten Lembata. Dia sebelumnya ditemukan tergeletak di bawah pohon lontar di Desa Jontona pada tanggal 03 September 2014 lalu. Sudah lima bulan tidak ada kejelasan hukumnya dari Polres Lembata. Dan, kelima orang yang ditangkap tersebut merupakan nama–nama yang disebut Gaspar Molan yang merupakan saksi kunci, dan terduga yang ditemukan meninggal dalam sel tahanan ruangan identifikasi Polres Lembata pada Senin (2/2) lalu.

(mkg)

Share:

Kamis, 05 Februari 2015

KAPOLDA NTT: ADA BANYAK KEJANGGALAN DAN KELALAIAN POLISI



Aliansi Masyarakat Pengawas Kinerja Kepolisian (AMPKK) – NTT, Rabu (4/2/2015) melakukan aksi damai ke Polda NTT, menuntut penuntasan dugaan kasus pembunuhan Linus Notan warga desa Jontona, kecamatan Ile Ape Timur Kabupaten Lembata pada tanggal 3 september 2014 lalu dan hampir 5 bulan tidak ada kejelasan penyelesain hukum dari polres Lembata.

Aksi ini juga mendesak Kopolda NTT  untuk meminta pertanggungjawaban dari polres lembata atas kematian Gaspar Molan yang ditemukan tewas dalam ruangan identifikasi polres Lembata pada tanggal senin,02/02/2015. Gaspar  Molan  merupakan saksi kunci pembunuhan  Linus Notan sekaligus diduga sebagai salah pembunuh, yang sejak tanggal 22 oktober 2014 mengamankan diri di polres Lembata.



Aktivis AMPKK – NTT memulai aksi damai dari jam 09 pagi dengan titik start dari depan kampus Undana Lama dengan massa sekitar 30 orang lebih. Masa aksi terlihat membawa banyak tulisan di spanduk. Diantaranya, Bongkar Mafia Hukum, Copot Kapolres dan Kasat Reskrim Lembata, Polisi Lembata Muka Uang, Polres Lembata IQ Jongkok, Polisi Lembata Pencabut Nyawa dan tulisan – tulisan lain yang bernada kecaman terhadap Polres Lembata.
Massa aksi ini diterima langsung oleh Kapolda NTT, Brigjen Polisi Drs. Endang Sunjana, SH, MH, dan didampingi Kabid Humas Polda NTT, AKBP Agus Santoso. 

Massa aksi yang dikoordinir oleh Bedi Roma sebagai koordinator umum dan Igo Halimaking sebagai koordinator lapangan langsung berdialog dengan Kapolda NTT di depan pintu pagar polda, namun karena hujan, dialog dilanjutkan di ruangan pos penjagaan. Dalam dialog ini, menurut Kapolda sebenarnya untuk menuntaskan kasus Linus Notan ini ia sudah menurunkan tim ke Lembata.

“Saya sudah menurunkan tim ke Lembata untuk menyelidiki kasus ini pada tanggal 30/01/2015 yang dipimpin oleh Gede Nilla, Haryanto Sakbahan dan Roland. Tim ini baru pulang ke Kupang tanggal 01/02/2015,” jelas Kapolda NTT. 

Menurut Kapolda, setelah tim pulang, ia menerima kabar bahwa Gaspar Molan yang merupakan saksi kunci pembunuhan  Linus Notan sekaligus diduga sebagai salah pembunuh ditemukan tewas dalam ruangan identifikasi polres Lembata pada tanggal senin,02/02/2015 dini hari.  Sehingga menurut kapolda ia langsung mengutus tim baru untuk ke Lembata pada hari itu juga.

“Setelah mendengar kabar tersebut saya langsung menerjunkan tim baru  yang terdiri dari Tim penyidik Polda NTT, dipimpin langsung AKBP Bambang, Kabid Propam Polda NTT, AKBP I Gede Mega Suparwitha, bersama tim DVI dari Polda NTT,” ungkap Endang Sunjajaya.
Kapolda menjelaskan bahwa tim ini bertugas meyelidiki kematian Gaspar Molan dan menuntaskan kasus dugaan pembunuhan Linus Notan.

“ Saya memerintahkan tim ke Lembata untu mencari tahu apakah yang bersangkutan murni gantung diri atau digantung. Tim ini juga saya tugaskan untuk langsung menuntaskan dugaan kasus pembunuhan Linus Notan karena ada banyak kejanggalan dan  saya perintahkan untuk tidak boleh kembali  ke Kupang sebelum kasus ini tuntas,“ jelas Endang.
Terkait kematian Gaspar Molan, menurut Kapolda ini merupakan kelalaian dari Kepolisian Lembata,karena menurut informasi selama ini Gaspar bebas keluar masuk ruangan. Ia berjanji akan menindak tegas kepolisan Lembata. 




Dalam aksi ini , Aliansi Masyarakat Pengawas Kinerja Kepolisian (AMPKK) – NTT memberikan tuntutan – tuntutan sebagai berikut :
1. Menuntut Kapolda NTT untuk mengambil alih proses penyidikan dugaan kasus pembunuhan Linus Notan di Lembata secara transparan karena diduga Polres Lembata ingin menghilangkan kasus ini.
2. Menuntut Kapolda NTT meminta pertanggungjawaban Kapolres Lembata, Wresni H.S.Nugroho, Kasat Reskrim Polres Lembata, Arif Sadikin, penyidik Polres Lembata yang menangani kasus kematian Linus Notan dan piket yang bertugas harus bertanggungjawab penuh atas kematian Gaspar Molan.
3. Meminta Kapolda NTT, Endang Sunjana mengirim tim khusus untuk menuntaskan kasus Linus Notan dalam waktu 4 x 24 jam dan Gaspar Molan 7 x 24 jam sejak hari ini.
4. Rekaman pengakuan Gaspar Molan baik video maupun audio harus menjadi bukti yang sah dalam mengusut kasus Linus Notan sampai ke pengadilan.
5. Menuntut kapolda NTT segera menindak secara tegas Kasat Reskrim Polres Lembata Arifin Sadikin dan salah seorang penyidiknya Yanris Sinlaeloe yang mengeluarkan pernyataan palsu dan makian terhadap keluarga korban.
6. Menuntut kapolda NTT untuk mendesak polres Lembata agar segera mengumumkan hasil otopsi kepada keluarga korban Linus Notan.
7. Menuntut Kapolda NTT untuk segera mencopot Kapolres  Lembata, Wakapolres, Kasat Serse, Kasat Sabara, Kasat Intel karena tidak mampu menangani kasus ini .
8. Menuntut kapolda NTT segera mengambil alih menyelesaikan persoalan-persoalan hukum yang masih mandek di Polres Lembata
9. Mendukung Kapolda NTT untuk menyelesaikan persoalan-persoalan hukum yang terjadi di NTT
10. Menuntut reformasi total di tubuh institusi Kepolisian Negara.
11. Bila tuntutan ini tidak ditindaklanjuti maka keluarga Besar Linus Notan, Gaspar Molan dan seluruh Masayarakat Jontona akan menduduki Polres Lembata, dan AMPKK kembali menduduki Polda NTT.

Terkait salah satu tuntutan aksi agar mencopot Kapolres  Lembata, Wakapolres, Kasat Serse, Kasat Sabara, Kasat Intel, Kapolda berjanji agar segera mendindaklanjutinya. Kapolda juga berjanji untuk menuntuskan segala persoalan hukum di Lembata yang selama ini mandek ditangan Polisi.(Mkg) 

Share:

RINTIHAN HATI SEORANG ANAK UNTUK BPK GASPAR MOLAN BALAWANGA



...AYAH JANGAN PERGI ......
Jika ada 5 menit sebelum kau meninggal
Aku akan berimu 1 pelukan terkahir
Pelukan erat di bawah senyum lebarmu
Aku akan beri tahu bahwa aku tidak bisa hidup tanpamu
Bahkan walau untuk sesaat.. aku akan mengecup pipimu
mengambil tanganmu dan berkata .. AYAH JANGAN PERGI ,,,

Jika saja saya punya waktu lima menit
Sebelum kau meninggal ayah...
Aku akan memberitahu Semua hal
yang ingin saya sampaikan kepadamu
Aku tidak pernah memberitahumu
Betapa berartinya engkau bagiku
Setidaknya Kau adalah ayah terbaik
Labih baik dari siapapun.

Ayah... jika aku punya waktu lima menit
sebelum kau di jemput ajal
Aku berharap , engkau akan memberitahuku
semua yang terjadi dan aku akan katakan
aku mencintamu ayah....

Tapi kau pergi lebih cepat
Raga kurusmu tergantung kaku
Tali setan telah meregang nyawamu
dari balik jeruji besi kaum penegak
Ayah....kau pergi demi keadilan di bumi Jongtodanara
semoga matimu membawa sinar baru
bagi damai di tana lewohala

PAPA..... MAMA....
Tunggulah aku di surga
Jangan biarkan aku sendirian
Di saat malaikat menjemputku

SUMBER: STATUS FACEBOOK SARKY BALAWANGA
Share:
Flag Counter

Featured Post 3

Recent Posts

Unordered List

Pages

Theme Support