Loyalitas dan Implementasinya Dalam
Organisasi
Oleh Igo Halimaking
Hal yang sangat penting dan
fundamental di dalam sebuah organisasi adalah LOYALITAS dan KEBERSAMAAN dari
setiap anggota dan pimpinannya yang akan sangat menentukan kemajuan dan
perkembangan organisasi mengingat adanya berbagai tantangan yang seringkali
dialami oleh sebuah organisasi. Tanpa adanya loyalitas dan kebersamaan, maka
sebuah organisasi tidak akan berjalan dengan baik bahkan terkadang tidak akan mampu
bertahan apabila di dalamnya tidak diterapkan sikap loyal dan kebersamaan
dengan baik.
Dalam tubuh organisasi ini (AMMAPAI), Tak
bisa dipungkiri pasca RUA (Rapat Umum Anggota) AMMAPAI – Kupang, disetiap periode, KEBERSAMAAN dan LOYALITAS
terhadap organisasi tidak ada lagi. Yang kalah di RUA perlahan mundur, masa
pendukung ketua terpilih pun lenyap entah kemana. Tinggal ketua umum sendiri
menunggu bagaikan sang induk ayam ditinggal pergi anaknya.
Patut direfleksikan bagi kita
yang menamakan diri anak – anak AMMAPAI-Kupang. Inikah kebersamaan yang selama
ini diagung –agungkan?. Inikah lagu kemesraan yang selalu kita dengungkan bahwa kita terlahir dari satu rahim
yang sama? Inikah wajah – wajah kita sebagai orang yang bertanggung jawab atas
perjalanan organisasi ini?
Loyalitas dapat
diartikan tekad dan kesanggupan menaati, melaksanakan, dan mengamalkan
sesuatu dengan disertai penuh kesadaran dan tanggung jawab. Tekad dan
kesanggupan tersebut harus dibuktikan dalam sikap dan tingkah laku sehari-hari
serta dalam pelaksanaan tugas. Loyalitas anggota terhadap organisasi memiliki
makna kesediaan seseorang untuk melenggangkan hubungannya dengan organisasi,
kalau perlu mengorbankan kepentingan pribadinya tanpa mengharapkan apapun.
Loyalitas
anggota memegang peranan krusial dalam jalannya organisasi. Tata aturan yang
sempurna, program kerja yang brilian, tanpa disertai dengan loyalitas para
eksekutornya adalah hal yang sia-sia. Secara lebih riil, anggota tersebut akan
menaati segala bentuk tata tertib yang berlaku, mendukung program kerja dengan
mengikutsertakan diri sebagai partisipan aktif. Bahkan menjadi pengurus/kreator
ide-ide penting untuk membangun organisasi dari dalam.
Loyalitas yang
dimilki oleh setiap organisator juga berpengaruh pada kelanjutan suatu
organisasi dalam melaju pada rel visi dan misi. Jika suatu organisasi sudah
melenceng dari jalur visi dan misi yang ada, besar kemungkina bahwa rasa
loyalitas yang dimilki oleh para anggotanya telah kropos dan lapuk. Karena jika
memang loyalitas benar-benar ada pada setiap anggota, tidak mungkin mereka akan
membiarkan dan bahkan membawa organisasi tersebut ke arah yang menyimpang dari
rel visi dan misi.
Hal yang tidak kalah penting adalah
kebersamaan dan komitmen antara anggota dalam suatu organisasi. Dalam
kenyataannya, pelaksanaan program kerja sebagai bentuk realisasi visi
organisasi tidak semua anggota memiliki kesamaan sistem kerja berdampak buruk
bagi kelangsungan organisasi itu sendiri. Hal ini disebabkan terutama karena
anggota yang mengikuti suatu organisasi tidak berniat secara penuh untuk
mendedikasikan dirinya untuk kelangsungan organisasi, mereka hanya ingin
mengambil manfaat yang mereka anggap berguna bagi mereka. Singkat kata, mereka
hanya aktif mengikuti kegiatan yang mereka inginkan.
Komitmen organisasi tidak kalah pentingnya.
Komitmen dapat diartikan sebuah ikatan emosional yang meliputi keterlibatan
dalam suatu organisasi dan mempunyai keinginan untuk menggunakan upaya yang
tinggi demi mencapai tujuan organisasi. Komitmen organisasi dapat tumbuh
manakala harapan kerja terpenuhi oleh organisasi, dengan adanya harapan kerja
yang terpenuhi maka akan timbul kepuasan kerja, sehingga komitmen dapat
berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja anggota. Komitmen terhadap
organisasi artinya lebih dari sekedar loyalitas atau ketaatan keanggotaan biasa
dan pasif, karena meliputi sikap menyukai organisasi dan kesediaan untuk
mengusahakan pada tingkat daya upaya yang tinggi bagi kepentingan organisasi
demi pencapaian tujuan.
Implementasi yang terwujud dalam bentuk loyalitas anggota
terhadap organisasi, dapat dilakukan dengan memasukkan kebutuhan dan keinginan
anggota dalam tujuan organisasi. Dengan demikian akan menimbulkan suasana
saling mendukung diantara para anggota dengan organisasi. Sehingga akan membuat
anggota dengan rela menyumbangkan sesuatu bagi tercapainya tujuan organisasi,
karena anggota memahami tujuan organisasi yang dipercayai telah disusun demi
memenuhi kebutuhan pribadi mereka pula.
Untuk mengatasi hal ini, ada
beberapa hal yang harus dijalankan secara kooperatif oleh pengurus organisasi
terutama ketua organisasi.
Yang pertama adalah menjamin
pengetahuan setiap anggota tentang organisasi secara keseluruhan. Pengetahuan tentang sejarah
pendirian, visi, misi, serta program kerja organisasi misalnya.
Kedua, mengadakan
kegiatan-kegiatan sesuai basis organisasi untuk melibatkan anggota secara aktif
dalam organisasi bersangkutan. Pemberian pengetahuan tentang organisasi dan kepemimpinan
melalui ceramah/seminar dari sumber yang kompeten; diskusi antar anggota, bila
diikuti dengan sungguh-sungguh akan bermanfaat positif dalam membangun
loyalitas dan kebersamaan antar anggota.
Sikap-sikap positif seperti
berjiwa besar, menghargai saran dan kritik yang bersifat membangun sangat
berperan penting pula dalam diri masing-masing anggota untuk mewujudkan
loyalitas dan kebersamaan dalam organisasi.
Akhirnya, Nilai subtansi dari sebuah organisasi adalah bukan pada masa kejayaan
yang perna diraihnya. Namun lebih dari itu, organisasi akan lebih mempunyai harga
jika organisasi tersebut bisa mengantarkan para anggotanya ke arah visi dan
misinya dan berhasil menanamkan rasa loyalitas tinggi pada jiwa setiap
anggotanya. Sehingga dari itu semua, organisasi tadi benar-benar mampu
mempertahankan eksistensinya meskipun banyak rintangan yang dihadapi. Nasib
organisasi tersebut ke depannya akan ditentukan oleh tingkat loyalitas
anggotanya. Apabila anggota “malas” maka untuk merealisasikan
program kerja organisasi akan terasa sulit. Tidak lain alasan dari
itu semua adalah karena kurangnya rasa memiliki oleh setiap
anggotanya. Dari sini penulis kembali menegaskan bahwa loyalitas amat sangat
berarti bagi eksistensi sebuah organisasi. Loyalitas ibarat roh bagi
organisasi. Tanpa roh, sebuah organisasi tak akan mampu bernafas lebih lama,
yang akhirnya berakibat dan berujung pada ‘matinya’ organisasi tersebut.
Mari, kita yang memproklamirkan diri sebagai
tulang punggung negara dan lewotanah yang terhimpun dalam organisasi AMMAPAI –
Kupang, mari kita bergandeng tangan membangun AMMAPAI yang kita cintai ini.
0 komentar:
Posting Komentar