Peziarahan Seorang
Kader AMMAPAI
Oleh Iggo Making
‘Tobo
Tala Ata Ekana Pai Pupul Taan Tou Balik Gelekat Lewotana”
Kata-kata itulah yang sering terlontar dari para
kader-kader Angkatan Muda Mahasiswa Pelajar Asal Ile Ape atau yang biasa
disebut AMMAPAI dalam setiap kegiatan formal maupun informal. Ungkapan bahasa
Daerah tersebut mengajak putra – putri belerang dimanapun berada mari berkumpul
bersatu hati guna membangun kampuung halaman (lewotana) Ile Ape Kalang Basa.
“Semangat Kekeluargaan menjadi pelopor bergerak untuk mengemban amanat
penderitaan ribu ratu kaya none (rakyat) untuk membuat
sinergitas antara kepentingan lewotanah dan kepentingan negara.
Itu semua adalah beberapa hal yang membuat saya
merasa tertarik, seakan-akan terbius akan daya magnetis dari semboyan “Tobo Tala Ata Ekana Pai Pupul Taan Tou Balik
Gelekat Lewotana”. Sampai akhirnya terjerumus untuk terlibat aktif dalam
AMMAPAI. Walaupun, dalam proses yang bergerak itu kelelahan terus mengikuti,
kebosanan terus mengejar, keletihan terus bersama, dan kelesuan menemani.
Sebagai kader, saya harus tetap menunjukkan jati diri saya sebagai anak-anak lewotanah
yang selalu dilindungi dari rasa kekhawatiran.
AMMAPAI memiliki sekretariat yang terletak di Jalan
Kika Ga, Belakang UD. Keagungan, Walikota Baru - Kupang. Sekretariat yang
dipakai untuk tempat kumpul, rapat, diskusi, dan bercanda bersama. Sekretariat
itu tempat kita berkumpul, rumah kita untuk mengekspresikan ketimpangan dan
ketidakadilan yang ada dalam lingkup masyarakat. Sekretariat yang akhir – akhir
ini mulai jarang di sambangi anggotanya. Sehingga terkesan tak berpenghuni. Bagaimana
kita bisa mengemban amanat penderitaan ribu
ratu jika rumah kita saja tidak terawat dengan baik.
AMMAPAI adalah lapisan masyarakat dan jika dalam
dunia sepakbola sebagai gelandang menyerangnya orang-orang muda. Dan
penyerangnya adalah senior / alumni AMMAPAI yang sudah turun dalam
kemasyarakat. Lalu siapa kipernya? Kipernya adalah pemerintah Kecamatan Ile Ape
dan Ile Ape Timur dan Kepala Desa di dua kecamatan ini menjaga kepentingan lewotana
saat berintegrasi dengan masyarakat luas. Apa sekarang ini peran-peran tersebut
menyalin berelasi dengan baik? Tidak! Sampai sekarang ini kader-kader AMMAPAI
yang sekarang tidak seperti dahulu yang benar-benar terasa kehadirannya dalam
kancah masyarakat, ketika ada masalah yang menimpa masyarakat, dimana AMMAPAI?
Korelasi antara kiper-gelandang menyerang-penyerang tidak terkorelasi dengan
baik. Peran dari ketiganya seakan-akan mati, apalagi ditambah keasyikkan AMMAPAI
bermain di internalnya saja tanpa ada aktivis menulis untuk membentuk opini
masyarakat, menyiarkan informasi melalui media massa, aksi, mengadakan
silahturahmi dengan aparat keamanan dan tokoh masyarakat, serta menjadi
pemimpin minimal di lingkungan kampus. Alhasil AMMAPAI hanya jadi jago kandang,
dan sekarang ini mungkin para kadernya kurang diperhitungkan di dalam
masyarakat.
Ketergesaan dalam kehidupan modern, yang bergerak
serba cepat, seringkali membuat AMMAPAI melupakan diri sendiri dan kehilangan
kendali. Hemat saya ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk membawa AMMAPAI kembali
dengan kesuksesannya yang terdahulu. Berikut ini ada beberapa kekuatan yang
dapat mengarahkan kita kembali ke pada jati diri AMMAPAI itu sendiri dan
menemukan sebuah arti dari keluarga kembali.
1. Hadir
AMMAPAI
harus hidup untuk saat ini. Masa lalu telah berlalu. AMMAPAI tak akan pernah
dapat kembali dan mengulang masa-masa itu lagi, AMMAPAI juga tak akan dapat
menghidupkan kembali apa yang ada di masa lalu. Kehidupan ini adalah apa yang
sedang kita jalani saat ini, tak peduli apapun yang telah terjadi. Itu semua
nyata dan sempurna. Jangan menengok ke belakang ataupun terlalu memikirkan apa
yang akan terjadi di masa mendatang. Pikiran kita selalu menciptakan berbagai
percakapan yang mengembangkan rasa takut dan membuat kita berusaha
menyelamatkan diri. Katakan pada pikiran kita yang sibuk berbicara itu: ‘Terima
kasih telah bersedia berbagi’ dan yakinkan AMMAPAI di sini, AMMAPAI ada
untukmu.’ Setiap hari, kita semua harus selalu membuat pilihan, karena pilihan
menentukan hasil akhir dari proses yang AMMAPAI jalankan.
2. Memaafkan
Tidak
ada seorangpun yang memiliki kehidupan yang kaya dan menarik karena mereka
melakukan banyak kesalahan. Namun kesalahan yang terjadi biasanya akan membuat
seeseorang belajar. Banyak orang yang membuat diri mereka sendiri menjadi
sombong, ketakutan, bodoh, dan berharap setiap orang menyukai mereka. Mereka
berharap memiliki hidup dan pekerjaan yang bebas dari stress dan menyenangkan.
Saatnya untuk melepaskan, maafkan seluruh bagian dari masa lalu, atas segala
kekurangan dan ketidaksempurnaan. Maafkan diri kita untuk semua kesalahan yang
pernah kita buat di masa lalu untuk AMMAPAI, maafkan ketakutan-ketakutan dalam
dinamika, maafkan emosi dan kemarahan masa lalu saat mempertahankan keegoisan
diri sendiri, maafkan kesalahan para senior,alumni,orang-orang yang punya
kepentingan dalam AMMAPAI. Lepaskan semua uneg-uneg. Memaafkan membawa
kedamaian dalam jiwa.
3. Bersenang-Senang
Beri
kesempatan pada diri anggota AMMAPAI untuk merasa rileks dan memanjakan diri.
Rekreasi keluar, entah itu ke pantai ataupun pegunungan ataupun ke tempat yang
lain. Keluarkan dana pengurus sekali-kali untuk melepaskan kepenatan dari
dinamika yang ada. Lakukan kesenangan itu secara bersama-sama.
4. Buang Penilaian
Berhentilah
menilai dan menyalahkan. Jangan melontarkan kritikan pada orang lain ataupun
diri sendiri. Ucapkan kata-kata yang memberi dorongan pada diri dan semua orang
yang kita jumpai di dalam AMMAPAI. Terima orang lain apa adanya, lengkap dengan
segala perbedaan yang mereka miliki. Kekurangan yang ada dalam teman yang lain
dalam proses dinamika di dalam AMMAPAI jangan dijadikan batu sandungan.
Melainkan jadikanlah itu sebagai beban yang harus duangkat secara bersama-sama
dengan sayap-sayap kelebihan yang kita miliki.
5. Bantu Orang Lain
Hubungi
dan ulurkan tangan pada teman yang membutuhkan. Tawarkan bantuan tanpa syarat
pada orang lain. Jadilah pendengar yang baik dan benar-benar mendengarkan apa
yang dikatakan orang lain. Temukan cara untuk membantu orang lain mengangkat
beban hidup dengan mendengarkan keluh kesah mereka.
6. Tape
Cintai
AMMAPAI dan rekan-rekan di dalamnya dan gunakan kata-kata positif untuk memberi
dorongan bagi yang lain. Puji orang lain dengan tulus dan buat mereka
tersenyum. Bicaralah dengan penuh kasih dan ketulusan dari dasar hati tanpa
kemunafikan
Enam point yang ada diatas itu jika jalankan dengan
sepenuh hati, maka keluarga akan ditemukan kembali. Niscaya AMMAPAI akan
mendapatkan jati dirinya kembali. Dan akan mendapatkan 12 point yang menurut
saya yang harus dicapai oleh AMMAPAI:
1.
Membina hubungan persahabatan yang hangat dan harmonis
2.
Bekerja dalam kelompok secara harmonis
3.
Berbicara dan mendengarkan secara efektif
4.
Mencapai prestasi yang lebih tinggi sesuai aturan yang ada (sportif)
5.
Mengatasi masalah dengan kepentingan-kepentingan yang nakal
6.
Berempati pada sesama
7.
Memecahkan masalah
8.
Mengatasi konflik
9.
Membangkitkan rasa humor
10.
Memotivasi diri bila menghadapi saat-saat yang sulit
11.
Menghadapi situasi yang sulit dengan percaya diri
12.
Menjalin keakraban
Lakukan kesemuanya itu dari diri sendiri, jangan
pernah berharap orang lain yang melakukannya. Seperti ada sebuah puisi tentang
perubahan yang terukir di sebuah makam di Westminster Abbey, Inggris, 1100 M.
HASRAT UNTUK BERUBAH
Ketika
aku masih muda dan bebas berhayal,
aku
bermimpi ingin mengubah dunia.
Seiring
dengan bertambahnya usia dan kearifanku,
kudapati
bahwa
dunia
tidak kunjung berubah.
Maka
cita-cita itupun agak kupersempit,
lalu
kuputuskan untuk hanya mengubah negeriku .
Namun
tampaknya,
hasrat
itu pun tiada hasilnya.
Ketika
usiaku semakin senja,
dengan
semangatku yang masih tersisa,
kuputuskan
untuk mengubah keluargaku,
orang-orang
yang paling dekat denganku.
Tetapi
celakanya,
mereka
pun tidak mau diubah!
Dan
kini,
sementara
aku berbaring saat ajal menjelang,
medis
pengobatan kusadari:
"Andaikan
yang pertama-tama kuubah adalah diriku ,
maka
dengan menjadikan diriku sebagai panutan,
mungkin
aku bisa mengubah keluargaku.
Lalu
berkat inspirasi dan dorongan mereka,
bisa
jadi aku pun mampu memperbaiki negeriku .
Kemudian
siapa tahu,
aku
bahkan bisa mengubah dunia”
Teruslah bergerak hingga kelelahan itu lelah
mengikutimu, teruslah berlari hingga kebosanan itu bosan mengejarmu, teruslah
berjalan sampai kelelahan itu letih bersamamu, teruslah berjaga hingga kelesuan
itu lesu menemanimu. Karena di mana ada kemauan, di situ ada jalan.
0 komentar:
Posting Komentar