Selasa (3/1/2016), Kepala BPS NTT, Martije Pattiwaellapia menggelar Jumpa Pers di Aula Rapat Kantor BPS NTT, Dalam jumpa pers tersebut Kepala BPS NTT mengatakan penduduk miskin di NTT mencapai 21,01 persen dari sekitar 5, 2 juta penduduk. Menurutnya NTT menduduki 22,01 persen dari 1.150, 08 ribu penduduk. Kondisi ini menempatkan Provinsi NTT per September 2016 masuk dalam peringkat ketiga untuk penduduk miskin se-Indonesia setelah Papua dan Papua Barat.
Namun anehnya para wakil rakyat baik di DPRD Kabupaten/Kota dan Provinsi di NTT malas tahu dengan kondisi ini. Buktinya ditengah kondisi masyarakat yang lagi dililit kemiskinan, dewan malah menghambur – hamburkan uang miliaran rupiah hanya untuk rehab gedung DPRD Kabupaten Kupang. Lihat saja data yang dipaparkan BPS NTT. Jumlah penduduk miskin Kabupaten Kupang Tahun2015 Sebanyak 80.980 Ribu Jiwa.
Tentunya sangat menyedihkan ketika Badan Anggaran (Banggar) menyetujui alokasi dana sebesar Rp 7 miliar untuk merehab gedung DPRD Kabupaten Kupang yang dilakukan menyusul atap bocor dan ambruknya plafon gedung rakyat tersebut.
"Sudah disetujui Banggar. Bahkan sudah diketok dalam Sidang Paripurna. Sekitar Rp 7 miliar. Tapi pastinya nanti saya lihat lagi dokumennya," kata Sekretaris DPRD Kabupaten Kupang, dr. Messe Ataupah, Kamis (5/1/2017).
Dana sebesar itu, lanjutnya, untuk merombak atap. Sebab konstruksi atap sebelumnya diduga bermasalah sehingga menimbulkan kebocoran.
"Akibatnya plafon bocor dan ambruk di mana-mana," tukasnya.
Diharapkan dana yang ada cukup untuk memperbaiki semua kerusakan atap dan plafon di gedung DPRD Kabupaten Kupang.
Salah satu anggota Komisi A, Daud Ullu, kepada wartawan menjelaskan dalam sidang paripurna kali lalu, komisinya setuju alokasi dana belanja langsung dan tidak langsung sebesar Rp 23.181.638.400,00 bagi Sekretariat DPRD Kabupaten Kupang.
"Dana sebesar itu untuk membiayai 5 program dan 29 kegiatan. Salah satunya untuk rehab gedung DPRD Kabupaten Kupang senilai Rp 7 miliar," jelas Daud Ullu.
Sebelumnya harian ini memberitakan, akibat hujan lebat selama 1 jam, Rabu (28/9/2016) siang, plafon di ruang sidang utama Gedung DPRD Kabupaten Kupang ambruk dan berlubang di beberapa tempat dengan luas lebih dari satu meter. Pasalnya atap gedung bocor di sana-sini.
"Padahal gedung DPRD Kabupaten Kupang senilai Rp 15 miliar ini baru digunakan tahun 2011 lalu. Kenapa proyek ini tidak diusut jaksa?. Apakah jaksa di Kabupaten Kupang takut?," tanya Ketua Forum Gerakan Rakyat Anti Korupsi (Gertak) Kabupaten Kupang, Absalom Ndaumanu, saat ditemui di Gedung DPRD Kabupaten Kupang, Rabu (28/9/2016) siang.
Ia mengungkapkan sudah 4 tahun berturut-turut plafon di gedung Dewan direhab dengan menelan dana ratusan juta. Tapi saat hujan datang, plafon ambruk lagi karena kena air yang menetes dari atap gedung yang bocor.
Pantauan Pos Kupang, ada sekitar 27 lubang besar dan kecil. Lubang terbanyak berada di ruang sidang utama di lantai 2. Di ruang ini, ada lubang plafon mencapai 4 meter lebih. Sisanya lubang berdiameter antara 1 sampai 3 meter.
Lubang plafon berdiameter sama besar, juga terdapat di depan pintu masuk ruang sekretariat dan ruang kerja Wakil Ketua 2 DPRD Kabupaten Kupang, Jerry Manafe, dilantai 2, persis di sebelah timur ruang sidang utama.
Ada juga di lorong masuk arah barat lantai 2, dekat ruang kerja Wakil Ketua 1, Johanes Masse dan Ketua DPRD Kabupaten Kupang, Yosep Lede serta di ruang makan di lantai 2 sebelah barat. Sisanya di beberapa ruang komisi dan fraksi.
Sejak tahun lalu, sidang paripurna Dewan dipindahkan ke lantai 1, di sebelah barat ruang lobby. Meski ruang ini sempit, tapi disulap jadi ruang sidang paripurna Dewan.*
Sumber Berita : http://www.tribunnews.com
Sumber Foto : lpmftf.wordpress.com
0 komentar:
Posting Komentar