Tabligh Akbar dan Sholat subuh berjamah GNPF (Gerakan Nasional Pengawal Fatwa) MUI, yang rencananya digelar pada sabtu 7 Januari 2017 akhirnya dibatalkan oleh MUI NTT.
Ketua Majelis Ulama indonesia (MUI) NTT H. Abdulkadir Makarim marah besar dan memprotes GNPF yang menyusupkan isu Ahok kedalam rencana sholat subuh berjemaah di Kota Kupang.
“Saya protes dan marah ke GNPF karena kegiatan kami sholat subuh berjemaah tidak ada hubungannya dengan aksi 212, kasus Ahok, dan lainnya,” tegas Makarim kepada pers di kupang, seperti dikutip dari koran harian umum Victory News.
Sebelumnya akan ada acara sholat subuh berjemaah di Masjid Raya Kupang sabtu (7/1). Namun acara ini dibatalkan karena adanya kelompok yang menyusupkan isu Ahok ke dalam acara. Isu Ahok disusupkan melalui pamflet digital di media-media sosial. Dalam pamflet digital tersebut ada logo GNPF serta tulisan #safari 212 Kupang, #siprit 212, dan #tahan penista. “Saya sudah konfirmasi, ternyata GNPF menyebarkan undangan itu di media sosial,” kata Makarim.
Bagi Makarim, GNPF mencoba mengambil kesempatan dalam kegiatan sholat subuh berjemaah untuk menebarkan isu Ahok ke tengah Jemaah.
“Kami tidak ada urusan dengan GNPF, Ahok atau 212. Beda tujuan. Karena itu MUI NTT sepakat membatalkan acara itu,” pungkas mantan anggota DPRD Propinsi NTT Periode 1999-2004 itu.
Sumber Berita: Koran Harian Umum Victory News.
Itu anda mau cari supaya semua umat muslim yang tidak berdosa, jadi sasaran kemarahan warga. Org2 yang memposting undangan itu hanyalah laki2 berdaster yang kafir dan iblis pembawa mala petaka.
BalasHapus