Hal ini memicu keresahan dari berbagai pihak. Salah satunya dari Novirius Nggili. Novirius Nggili menuangkan keresahan akan penjiplakan karya tenun ikat asal NTT dari daerah Jepara lewat surat yang ditujukan untuk Gubernur, Bupati dan Walikota, Pimpinan dan Anggota DPRD se NTT, serta Anggota DPD dan DPR RI asal NTT. Surat ini diunggah lewat akun facebooknya pada tanggal 4 Juli sekitar pukul 13:52 · dari daerah Kota Kupang. ·
Status facebook ini mendapat beragam komentar dari warganet. Hingga kini sudah 607 orang yang membagikan/menshare statusnya dan mendapat tanggapan atau komentar 175.
Berikut isi surat Novirius Nggili:
Buat kalian:
Tuan Gubernur,
Tuan Puan Bupati dan Walikota,
Tuan Puan Pimpinan dan Anggota DPRD se NTT,
Tuan Puan Anggota DPD dan DPR RI asal NTT.
Coba dengar isi hati kami ini,
Motif, corak dan warna isi bumi kami,
Diproduksi mesin-mesin berasap,
ditenun masal warga di tanah orang,
dirampok dan dipaten,
Lalu tanpa malu dijual
sebagai motif tenun jepara.
Belum lama sebelum muncul si jepara penjiplak ini, para PNS dan banyak warga NTT berlomba-lomba membeli dan memakai batik motif NTT. Kalian diam tak peduli. Sibuk utak atik anggaran perjalanan dinas.
Waktu Obama, SBY, JOKOWI sampai presenter Mata Nadjwa memakai motif asli kita dilayar TV, semua orang bangga. Namun mengapa kalian diam saat motif-motif itu menjadi batik dan tenun Jepara???
Lalu, kalian sibuk kasak kusuk mengangkat industri kreatif tenun NTT asal ada ongkos perjalanan dinas untuk promosi ke luar NTT bahkan ke luar negeri.
Memang kalian hebat, tak takut kutuk para leluhur yang melahirkan motif-motif itu. BIADAP!!!
Kepada siapa kami bisa mengadu untuk menyelamatkan motif-motif kami ini. Sedangkan HAKI - PATEN hanya untuk individu.
Tolonglah Tuan-Puan, buatlah peraturan daerah atau sejenisnya untuk selamatkan motif dan warna warni kampung kami.
Atau marilah kita bersepakat "PAMALI" membeli dan pakai tenunan si Jepara bermotif NTT itu.
Kami Tunggu.
Wahai kalian yang punya keahlian sejarah, kalian yang ahli hukum, kalian yang hobi menulis,
Bantu kami temukan sepenggal kekuatan untuk sakit hati kami ini, mari selamatkan lukisan isi bumi kita dalam motif dan warna tenun asli NTT.
Surat di atas mendapat beragam tanggapan dari warganet dan mengecam pemerintah yang masah bodoh menanggapai penjiplakan ini.
Sarah Lery Mboeik: Semoga membuka mata para pengambil kebijakan u segera mengurus hak paten motif2 ini
Messah Currye: Setuju dengan bapak Noverius Nggili...b pernah jalan2 ke mall dan banyak yg jualan motif printing NTT tp diakui sebagai motif jepara..saya blg ini dari daerah saya bukan dr jepara!
Ayatul Karimah: Ya om Frits...kok tega ya ...yg lebih parah lagi yg punya gigi jg diam saja seolah gak terjadi apa2...tp walau bagaimanapun yg asli tetap lebih bagus dr yg jiplakan...he he he
Ai Yuningsih: Sedih ya...pdhl aku bukan orang NTT tapi sering banget berkunjung ke NTT dan mengkoleksi kain tenunnya karena ikut bangga dengan tenun NTT
Waty Bagang: Smoga ini menjadi teguran yang nyata untuk membuktikan kita dapat mempertahankan yang menjadi milik kita tetapi bila kita membaca dan menjadi angin lalu maka kita bagian dari mereka yang mencuri dengan berseragamkan srigala berbulu domba.
Feby Nitte: Usul dari saya sbg pelaku UKM NTT. HAKI sdh ada, tp msh skala perorangan. Bisa jd kolektif kalau semua SKPD terkait bersatu mengumpulkan semua atau minimal motif2 utama peninggalan nenek moyang utk di patenkan. Dan jgn lupa, jdkan contoh yg baik sesama kita dgn anti produk printing dan cintai produk lokal. Minimal dimulai dr penertiban seragam PNS, spy bs jd contoh atau trendsetter
Ita Sarina: Setahu saya ibu Rambu istri bupati TTS pernah menginisiasi utk mengurus hak paten motif TTS hanya saja nampaknya rumit dan entah sdh sampai di.mana. mudah2an kita semua bisa peduli dgn kondisi ini.paling tdk menolak membeli atau memakai.motif tiruan NTT yg dibuat di Jepara itu. Saya salah satu org yg paling jijik menggunakan motif tiruan NTT itu.
Saverrapall Corvando: Kalo pengambil kebijakan hanya berpikir soal penggunaan atau sebatas mengagumi tetapi tidak menghayati proses pembuatan dari awal hingga akhir termasuk refleksi akan imajinasi motif yang sangat kaya, maka sampai kapanpun pengambil kebijakan tidak mau ambil pusing alias son toe.... Mesti ada sejenis gerakan advokasi bersama untuk membangun sejenis kesadaran baru yang sifatnya revolutif .
Noverius Nggili: To'o, ternyata TTS su bisa patenkan 29 motif tuh, bahkan sementara siapkan untuk diperdakan... masa yang begini dong sonde ada proses belajar dari pemda lainnya.
Nah, setuju untuk mendesak lembaga yg menerbitkan HAKI untuk Jepara atas motif2 NTT agar mencabut HAKI tersebut.
Eddy Mesakh : Hal lain yg penting dilakukan antara lain menerbitkan buku/semacam.katalog yg menghimpun semua motif tenunan asli NTT.
Semoga dengan kejadian ini membuka mata pemerintah untuk terus berupaya mencari jalan dalam melakukan sejumlah perlindungan terhadap hak cipta itu agar bermanfaat bagi penciptanya.
0 komentar:
Posting Komentar