Post views: counter

Senin, 12 Januari 2015

DIAN AMMAPAI : Cegah HIV/AIDS Dengan Rumus ABC

Dari Kiri;Moderator/antonius ara, dan Ketua KPAD Prov. NTT. Gusti Brewon

Wabah virus HIV/AIDS saat ini semakin meluas dan meresahkan.

Banyak yang mengatakan masalah HIV/AIDS bagaikan penomena gunung es, yang nampak hanya ujungnya yang bisa dibilang seumprit tapi masih banyak di dasarnya tidak terlihat.

Menanggapi masalah ini kita harus lebih giat dalam menambah wawasan tentang HIV/AIDS. Mulai dari diri sendiri kemudian teruskan dengan sosialisasi. Penularan virus HIV tidak mengenal usia dan jenis kelamin, sehingga perlu kita ketahui cara mencegah tertular HIV/AIDS.

Demikian dikatakan ketua Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi NTT, Gusti Brewon dalam Diskusi Akhir Pekan (DIAN) yang digelar oleh Angkatan Muda Mahasiswa Pelajar Asal Ile Ape, Minggu 22/06/2014 di sekretariat AMMAPAI – Kupang, Jalan Kika Ga, RT. 22, RW. 10.

Diskusi Akhir Pekan (DIAN) ini mengambil tema “Peran Pemuda Dalam Penganggulangan HIV/AIDS di NTT”.

Menurut Gusti, ada 3 prinsip pencegahan agar tidak tertular virus HIV/AIDS yaitu A, B dan C, yaitu A = Abstinence. Abstinence adalah tidak berhubungan dengan orang lain selain pasangan.

Aabstinence merupakan prinsip awal untuk mencegah tertular virus HIV/AIDS. Dengan menerapkan abstinence berhubungan dengan selain pasangan akan melingdungi kita dari penyebaran HIV/AIDS. B = Be faithful. Be faithful berarti melakukan hubungan seks hanya dengan pasangan saja. C = Condom. Condom artinya gunakan kondom saat berhubungan seks.

Gusti juga mengatakan bahwa bagi yang sering jajan di luar rumah walaupun sudah menggunakan kondom hindari oral seks dan ciuman. Juga bagi pengguna obat-obatan terlarang segerah bertobat, karena penularan HIV/AIDS melalui jarum suntik juga sangat tinggi.

Lebih lanjut Gusty mengatakan bahwa Indonesia saat ini berada pada level epidemi HIV/AIDS terkonsentrasi pada populasi kunci.

“Bukan berarti populasi umum bisa mencoba menutup mata dari penyebaran penyakit ini, sebab di NTT sendiri, jumlah kasus HIV/AIDS pada ibu rumah tangga lebih banyak yaitu 457 kasus dibandingkan dengan pekerja seks yaitu 97 kasus. Sedangkan jumlah kasus pada mahasiswa adalah 53 kasus, tidak berbeda jauh dari kasus HIV/AIDS pada TKI yaitu 72 kasus,” tegas Gusti.

Gusti juga mengatakan bahwa orang muda merupakan kelompok yang paling rentan terhadap penularan HIV/AIDS. Orang muda harus jadi agen yang berperan penting dalam perubahan perilaku untuk mencegah penularan HIV/AIDS.

Sejak tahun 1997 hingga Maret 2013, kasus HIV & AIDS di NTT terbanyak yaitu 626 kasus pada usia 26-30 tahun. Sedangkan 455 kasus pada usia 31-35 tahun, 398 kasus pada usia 21-25 tahun, 254 kasus pada usia 41-45 tahun, 119 kasus pada usia 16-20 tahun.

Gusti juga mengkritik pemerintah daerah Kabupaten/Kota di Provinsi NTT yang tidak semua berkomitmen dalam upaya penanggulangan HIV/AIDS di daerah masing-masing. “Hanya minoritas yang mau ikut berperan dalam penanggulangan HIV/AIDS pada konteks kepulauan di NTT, tutur Gusty.

Gusty berharap upaya sosialisasi HIV/AIDS harus terus dilakukan Karen masih banyak orang yang belum mendapat informasi yang cukup mengenai HIV/AIDS sehingga enggan untuk mengikuti pemeriksaan dini status HIV-nya, ditambah lagi untuk mendapat pelayanan, harus menempuh jarak yang relatif jauh dan memakan ongkos transportasi.

Selain itu, pencegahan penularan dari ibu ke anak (PMTCT) harus sungguh-sungguh diperhatikan apalagi NTT dalam masa Revolusi KIA sekarang ini. (igo halimaking/WEEKLYLINE.NET, 23 June 2014)
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Flag Counter

Featured Post 3

Arsip Blog

Recent Posts

Unordered List

Pages

Theme Support