Upacara menolak bala
dilakukan setiap tahun oleh masyarakat adat Lewohala, Kecamatan Ile Ape dan Ile
Ape Timur, Kabupaten Lembata.
Selain menolak bala,
saat ceremonial adat juga dilakukan untuk memnta restu pada Tuhan dan Lewotana
agad diberi berkah pada musim tanam tahun ini.
Ceremonial yang dalam
bahasa setempat disebut Nawu Nu Maja ini dilakukan oleh seluruh desa yang
mengelilingi gunung Ile Ape.
Nikodemus Nuho tua adat
Desa Kolontobo menjelaskab bahwa sejak zaman dahulu nenek moyang masyarakat
yang saat ini menyebar di desa Ile Ape berasal dari Kampung Lama Lewohala.
Asal muasal keberadaan
nenek moyang sejak dari Lewohala turun temurun menempati beberapa desa. Sebut
saja misalnya desa Jontona, Todanara, Watodiri, Muruona, Laranwutun, Kolontobo,
Riangbao dan Petuntawa.
Perjalanan panjang
nenek moyang dari Lewohala hijra ke beberapa desa gaya baru yang disebutkan di
atas menyinggahi beberapa tempat sebagai pemuliman sementara.
Demus menjelaskan
secara berurutan perjalanan nenek moyang dahulu. Berawal dari puncak Gunung Ile
Ape yang dalam bahasa adat disebut Ili Anakoda lalu dilanjutkan ke Ili Ana,
Ataguwu Kowa Langu.
Napak tilas perjalanan
panjang ini diulangi dengan melakukab ceremonial adat menolak bala sucikan
bumi. Dari Lamataro, Elebele, nunabele. lu luba hobe keo gebe, tana mea, wawi
luhang.
Selanjutnya Ua, lungu
bele, wolo mea, Onge, nebo, watunara.
Ceremonial dilanjutkan ke wokalolo, bua, berobe, tobilangu. Setelah itu
acara dilanjutkan dengan masuk ke kampung di lewu kepuhur, gui woi, puru wewa
dan berakhir di tobi puke. Setelah itu, pati tugu duli beda jaga pali mengawali
proses tanam dan diikuti oleh masyarakt yang lain. (sandrowangak/
WEEKLYLINE.NET)
0 komentar:
Posting Komentar