Post views: counter

Senin, 29 Desember 2014

MENOLAK BALA, BUMI DISUCIKAN




Upacara menolak bala dilakukan setiap tahun oleh masyarakat adat Lewohala, Kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur, Kabupaten Lembata.
Selain menolak bala, saat ceremonial adat juga dilakukan untuk memnta restu pada Tuhan dan Lewotana agad diberi berkah pada musim tanam tahun ini.
Ceremonial yang dalam bahasa setempat disebut Nawu Nu Maja ini dilakukan oleh seluruh desa yang mengelilingi gunung Ile Ape.
Nikodemus Nuho tua adat Desa Kolontobo menjelaskab bahwa sejak zaman dahulu nenek moyang masyarakat yang saat ini menyebar di desa Ile Ape berasal dari Kampung Lama Lewohala.
Asal muasal keberadaan nenek moyang sejak dari Lewohala turun temurun menempati beberapa desa. Sebut saja misalnya desa Jontona, Todanara, Watodiri, Muruona, Laranwutun, Kolontobo, Riangbao dan Petuntawa.
Perjalanan panjang nenek moyang dari Lewohala hijra ke beberapa desa gaya baru yang disebutkan di atas menyinggahi beberapa tempat sebagai pemuliman sementara.
Demus menjelaskan secara berurutan perjalanan nenek moyang dahulu. Berawal dari puncak Gunung Ile Ape yang dalam bahasa adat disebut Ili Anakoda lalu dilanjutkan ke Ili Ana, Ataguwu Kowa Langu.
Napak tilas perjalanan panjang ini diulangi dengan melakukab ceremonial adat menolak bala sucikan bumi. Dari Lamataro, Elebele, nunabele. lu luba hobe keo gebe, tana mea, wawi luhang.
Selanjutnya Ua, lungu bele, wolo mea, Onge, nebo, watunara.  Ceremonial dilanjutkan ke wokalolo, bua, berobe, tobilangu. Setelah itu acara dilanjutkan dengan masuk ke kampung di lewu kepuhur, gui woi, puru wewa dan berakhir di tobi puke. Setelah itu, pati tugu duli beda jaga pali mengawali proses tanam dan diikuti oleh masyarakt yang lain. (sandrowangak/ WEEKLYLINE.NET)

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Flag Counter

Featured Post 3

Recent Posts

Unordered List

Pages

Theme Support