Tidak bisa dipungkiri, media sosial merupakan salah
satu ranah teknologi yang penting di Indonesia. Selain karena penduduknya yang
dianggap sangat sosial, orang Indonesia memanfaatkan media sosial bukan hanya
sebatas platform untuk komunikasi dan bersosialisasi. Kini, media sosial bahkan
punya peran yang lebih jauh, seperti dalam ranah politik dan pemerintahan.
Ingin tahu apa saja hal yang terjadi di ranah media sosial di Indonesia
sepanjang tahun 2014? Berikut beberapa di antaranya:
1. Orang Indonesia makin sosial
Indonesia masih dan semakin sosial. Hingga tahun
2014 ini, jumlah pengguna Facebook di Indonesia mencapai lebih dari 70 juta dan
Twitter mencapai lebih dari 20 juta pengguna. Selain jejaring sosial, aplikasi
chatting juga populer di Indonesia. Ada sekitar 30 juta pengguna aplikasi
chatting Line di Indonesia, menjadikannya negara dengan jumlah pengguna line
terbanyak kedua di dunia.
Seolah semakin menunjukkan bahwa pasar Indonesia
penting bagi ranah media sosial, bulan Oktober lalu CEO Facebook, Mark
Zuckerberg, mengunjungi Indonesia. Selain bertemu dengan Presiden Jokowi, Mark
Zuckerberg mengunjungi negara ini untuk menghadiri acara Internet.org, serta
berbagai kegiatan lainnya. Baru-baru ini, CEO Path, Dave Morin, juga berkunjung
ke Indonesia.
2. Apapun bisa jadi viral
Karena jumlah pengguna media sosial yang banyak, dan
dengan kebiasaan berbagi serta bersosialisasi, banyak hal unik maupun
kontroversial di media sosial Indonesia bisa menjadi viral. Sepanjang tahun
2014, ada berbagai macam topik viral, mulai dari yang sensitif seperti titip
do’a berbayar, kontroversial seperti Jilboobs, unik seperti iklan mastin,
hingga memasuki ranah hukum seperti kasus Florence Sihombing.
3. Makin marak petisi online
Selain mengungkapkan aspirasi melalui jejaring
sosial seperti Facebook dan Twitter, orang Indonesia kini makin gemar membuat
petisi online, terutama untuk kasus-kasus kontroversial. Entah berhasil atau
tidak, petisi online merupakan salah satu alternatif untuk menggalang massa.
Beberapa petisi online yang dibuat sepanjang tahun 2014 di antaranya adalah
tentang isu sosial seperti Revisi UU
pelecehan seksual, isu politik seperti UU
Pilkada langsung, hingga tuntutan pembubaran sinetron dan acara TV.
4. UU ITE masih bermasalah
Meski sangat sosial dan suka berbagi banyak hal di
media sosial, netizen Indonesia mempunyai satu momok dalam bentuk UU ITE
(peraturan tentang informasi dan transaksi elektronik). Peraturan tersebut –
yang dibuat pada tahun 2008 – mengatur aktivitas online warga negara, dan
memungkinkan siapa saja menuntut orang yang membuat mereka “merasa
tersinggung”. UU ITE membuat netizen riskan tersandung kasus hukum jika tidak
berhati-hati dalam menyampaikan pendapat maupun aspirasinya di media sosial.
Menurut sebuah laporan, ada sekitar 41 kasus terkait
UU ITE dilaporkan sepanjang tahun 2014. Kasus Florence Sihombing merupakan
kasus terkait UU ITE yang paling hangat tahun ini. Banyak pihak yang meminta UU
ITE direvisi, karena dianggap memiliki celah, membingungkan, hukuman yang tidak
sesuai, hingga penegak hukum yang tidak sepenuhnya memahami peraturan ini.
5. Dari berjualan, hingga kontes
Selain digunakan untuk bersosialisasi, sudah menjadi
rahasia umum bahwa orang Indonesia juga menggunakan media sosial untuk
berjualan. Website seperti Shopious dan Kleora merupakan beberapa di antara
pemain yang memanfaatkan fenomena berjualan di media sosial ini. Namun, selain
untuk berjualan, ternyata media sosial juga digunakan dalam kontes. Pada ajang
Indonesian Idol misalnya, Twitter digunakan untuk menjual voting, dimana
pengguna yang ingin memberi vote melalui Twitter harus bersedia membayar. Lain
halnya dengan ajang Miss Indonesia, gelar-gelar baru seperti Miss Chatting,
Miss Social Media, dan Miss Online diberikan bagi peserta ajang Miss Indonesia
yang menerima suara pada channel media sosial tertentu.
6. Masuki ranah politik
Media sosial memiliki peranan yang cukup penting
pada pemilihan presiden tahun ini. Tidak hanya diskusi-diskusi “panas” yang
terjadi di Facebook dan Twitter, media sosial seperti YouTube dan SoundCloud
juga digunakan sebagai platform untuk berkampanye. Total ada sekitar 200 juta
perbincangan tentang pemilu terjadi di Facebook dan 95 juta tweet tentang
pemilu di Twitter tahun ini.
7. Media sosial besar buka kantor di Indonesia
Melihat potensi pasar pengguna media sosial di
Indonesia, para perusahaan media sosial global seperti Facebook, Twitter, dan
Path ingin mendirikan kantor di tanah air. Facebook bahkan sudah membuka
kantornya di Jakarta pada bulan Maret lalu. Sedangkan Twitter dikabarkan akan
mulai membuka kantornya bulan Januari tahun depan. Path juga tampaknya akan
beroperasi secara penuh di Indonesia, setelah baru-baru ini membuka lowongan
untuk posisi country manager.
(Sumber;https://id.berita.yahoo.com)
0 komentar:
Posting Komentar