Post views: counter

Senin, 29 Desember 2014

Kilas balik media sosial di Indonesia sepanjang tahun 2014


Tidak bisa dipungkiri, media sosial merupakan salah satu ranah teknologi yang penting di Indonesia. Selain karena penduduknya yang dianggap sangat sosial, orang Indonesia memanfaatkan media sosial bukan hanya sebatas platform untuk komunikasi dan bersosialisasi. Kini, media sosial bahkan punya peran yang lebih jauh, seperti dalam ranah politik dan pemerintahan. Ingin tahu apa saja hal yang terjadi di ranah media sosial di Indonesia sepanjang tahun 2014? Berikut beberapa di antaranya:
1. Orang Indonesia makin sosial
Indonesia masih dan semakin sosial. Hingga tahun 2014 ini, jumlah pengguna Facebook di Indonesia mencapai lebih dari 70 juta dan Twitter mencapai lebih dari 20 juta pengguna. Selain jejaring sosial, aplikasi chatting juga populer di Indonesia. Ada sekitar 30 juta pengguna aplikasi chatting Line di Indonesia, menjadikannya negara dengan jumlah pengguna line terbanyak kedua di dunia.
Seolah semakin menunjukkan bahwa pasar Indonesia penting bagi ranah media sosial, bulan Oktober lalu CEO Facebook, Mark Zuckerberg, mengunjungi Indonesia. Selain bertemu dengan Presiden Jokowi, Mark Zuckerberg mengunjungi negara ini untuk menghadiri acara Internet.org, serta berbagai kegiatan lainnya. Baru-baru ini, CEO Path, Dave Morin, juga berkunjung ke Indonesia.
2. Apapun bisa jadi viral
Karena jumlah pengguna media sosial yang banyak, dan dengan kebiasaan berbagi serta bersosialisasi, banyak hal unik maupun kontroversial di media sosial Indonesia bisa menjadi viral. Sepanjang tahun 2014, ada berbagai macam topik viral, mulai dari yang sensitif seperti titip do’a berbayar, kontroversial seperti Jilboobs, unik seperti iklan mastin, hingga memasuki ranah hukum seperti kasus Florence Sihombing.
3. Makin marak petisi online
Selain mengungkapkan aspirasi melalui jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter, orang Indonesia kini makin gemar membuat petisi online, terutama untuk kasus-kasus kontroversial. Entah berhasil atau tidak, petisi online merupakan salah satu alternatif untuk menggalang massa. Beberapa petisi online yang dibuat sepanjang tahun 2014 di antaranya adalah tentang isu sosial seperti Revisi UU
pelecehan seksual, isu politik seperti UU Pilkada langsung, hingga tuntutan pembubaran sinetron dan acara TV.
4. UU ITE masih bermasalah
Meski sangat sosial dan suka berbagi banyak hal di media sosial, netizen Indonesia mempunyai satu momok dalam bentuk UU ITE (peraturan tentang informasi dan transaksi elektronik). Peraturan tersebut – yang dibuat pada tahun 2008 – mengatur aktivitas online warga negara, dan memungkinkan siapa saja menuntut orang yang membuat mereka “merasa tersinggung”. UU ITE membuat netizen riskan tersandung kasus hukum jika tidak berhati-hati dalam menyampaikan pendapat maupun aspirasinya di media sosial.

Menurut sebuah laporan, ada sekitar 41 kasus terkait UU ITE dilaporkan sepanjang tahun 2014. Kasus Florence Sihombing merupakan kasus terkait UU ITE yang paling hangat tahun ini. Banyak pihak yang meminta UU ITE direvisi, karena dianggap memiliki celah, membingungkan, hukuman yang tidak sesuai, hingga penegak hukum yang tidak sepenuhnya memahami peraturan ini.
5. Dari berjualan, hingga kontes
Selain digunakan untuk bersosialisasi, sudah menjadi rahasia umum bahwa orang Indonesia juga menggunakan media sosial untuk berjualan. Website seperti Shopious dan Kleora merupakan beberapa di antara pemain yang memanfaatkan fenomena berjualan di media sosial ini. Namun, selain untuk berjualan, ternyata media sosial juga digunakan dalam kontes. Pada ajang Indonesian Idol misalnya, Twitter digunakan untuk menjual voting, dimana pengguna yang ingin memberi vote melalui Twitter harus bersedia membayar. Lain halnya dengan ajang Miss Indonesia, gelar-gelar baru seperti Miss Chatting, Miss Social Media, dan Miss Online diberikan bagi peserta ajang Miss Indonesia yang menerima suara pada channel media sosial tertentu.
6. Masuki ranah politik
Media sosial memiliki peranan yang cukup penting pada pemilihan presiden tahun ini. Tidak hanya diskusi-diskusi “panas” yang terjadi di Facebook dan Twitter, media sosial seperti YouTube dan SoundCloud juga digunakan sebagai platform untuk berkampanye. Total ada sekitar 200 juta perbincangan tentang pemilu terjadi di Facebook dan 95 juta tweet tentang pemilu di Twitter tahun ini.
7. Media sosial besar buka kantor di Indonesia
Melihat potensi pasar pengguna media sosial di Indonesia, para perusahaan media sosial global seperti Facebook, Twitter, dan Path ingin mendirikan kantor di tanah air. Facebook bahkan sudah membuka kantornya di Jakarta pada bulan Maret lalu. Sedangkan Twitter dikabarkan akan mulai membuka kantornya bulan Januari tahun depan. Path juga tampaknya akan beroperasi secara penuh di Indonesia, setelah baru-baru ini membuka lowongan untuk posisi country manager. 
(Sumber;https://id.berita.yahoo.com)


Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Flag Counter

Featured Post 3

Recent Posts

Unordered List

Pages

Theme Support