Nona lembata gaya mu paling sadis//
Pake celana umpan baju ngepres abis//
Nona lembata pung gaya memikat para lelaki//
Pake celana umpan bajunya ngepres abis//
Pake celana umpan baju ngepres abis//
Nona lembata pung gaya memikat para lelaki//
Pake celana umpan bajunya ngepres abis//
Itulah penggalan lagu yang dipopulerkan oleh WANTED GOKIL FEAT DR JO . Yach “celana umpan” (CU). Terkesan aneh dengan istilah yang satu ini... Istilah ini saya kira hanya terdengar manis di kuping remaja FLOBAMORATA (Flores, Sumba, Timor,Alor dan Lembata), NTT.Hmm, ternyata “celana umpan” adalah celana pendek, 10 cm di bawah paha. Maksudnya, desain celana ini mengacu pada model celana pendek bagi kaum hawa yang tren lebih dulu di Eropa saat musim panas. Saya semakin penasaran, mengapa dinamakan “celana umpan”? Kata seorang teman, dinamakan celana umpan karena mempertontonkan paha seorang wanita remaja. Wah, kalau begitu, apakah paha seorang gadis ABG yang memakainya adalah umpan? Layaknya cacing yang dijadikan umpan ketika kita memancing ikan. Logikanya paha seorang wanita yang mengenakan celana ini adalah cacing. Gawat ni. Maaf kalau bola pikiran saya semakin berguling liar. Saya terus menganalisa. Pertanyaan kian merujuk pada, umpan kepada siapa? “umpan kepada cowok” jelas seorang teman wanita. Andai demikian, istilah celana umpan (CU) adalah celana pendek bagi seorang wanita (gadis pada umumnya) yang memperlihatkan bagian tubuh paha untuk “mengumpan”. Entah sebagai sensasi, biar kelihatan seksi dan “curi” perhatian sang pemuda (cowok).
Saya mencoba untuk beranalogi. Paha mulus seorang gadis (cewek) sebagai cacing yang biasa dipakai untuk mengumpan dan pemuda (cowok) mangsa ikan yang diumpan. Maka seorang gadis (cewek) yang memakainya mau memberikan umpan kepada sang pemuda (cowok). Umpan apa? Sensasi. Ingin diperhatikan. Atau menarik perhatihan. Tapi, saya coba berpikir positif. Seorang gadis (cewek) yang memakai celana umpan mau mengikuti tren model celana yang berkembang. Atau juga, siapa tahu mereka cendrung gerah memakai celana panjang karena efek pemanasan global dan kemarau yang panjang. Mungkin pula pakai santai rok terkesan kurang simple. Mungkin. Menyingkap Celana Umpan
Semenjak manusia berpakaian, terus ada inovasi dalam hal berbusana. Munculnya perancang busana sekarang menunjukan kemajuan hal tersebut. Dalam ruang lingkup sejarah, Celana pendek yang berasal dari benua Eropa pada abad ke-19, pertama kali dipakai oleh anak-anak yang dianggap belum dewasa. Pada periode ini, laki-laki tidak berani memakainya karena takut dianggap tidak dewasa. Apalagi seorang perempuan, tidak diperbolehkan memakai celana pendek karena ikatan norma yang berlaku. Celana pendek digunakan oleh anak laki-laki hingga ia mencapai umur tertentu. Namun, sekarang baik laki-laki dan wanita dewasa pun mengenakan celana pendek.
Pada tahun 1930-an celana jenis ini mulai meluas penggunaannya, pria dan wanita memakainya untuk berolah raga, tapi bukan untuk kegiatan yang lain. Celana olah raga biasanya tidak lebih pendek dari lutut. Waktu berganti, dan pada tengah abad ke 20, celana pendek sudah umum digunakan di musim panas. (sumber: http://www.andaikata.com/2012/10/sejarah-pakaian-hotpants.html)
Celana umpan (hot pants) pertama menjadi terkenal sekitar tahun 70-an. Dulunya hot pants adalah pengganti dari miniskirt yang suka dipakai sama cewek-cewek PSK pada tahun 1970-an di Eropa. Alasannya sih katanya biar lebih sexy yang mana bagian paha bisa kelihatan. Kalau di Amrik sendiri hotpants malah tenar, gara-gara personil klub baseball Philadelphia Phillies sering memakai Hot Pants Patrolnya.
Biasanya memang hotpants lebih pantas dipakai sama cewek yang punya bentuk kaki jenjang berkulit mulus, jadinya sering dilirik para cowok. Maka enggak enggak heran kalau cewek yang sering memayungi para pembalap motor GP atau para SPG sering memakai model celana yang satu ini supaya menarik perhatian.
Hot pants yang pernah booming di tahun 1980-an, kini sudah biasa kita lihat dimana-mana. Enggak cuma batasan jenis kelamin saja tapi faktor umur sudah enggak jadi masalah. Yang udah berumur,tua, aja pada suka banget. Pokoknya golongan berumur ini asik-asik aja sewaktu memakainya, kayaknya merasa masih muda ‘aja’.Sensasi yang ada di hot pants membuat si pemakainya akan tambah ‘pe de apalagi yang bentuknya lebih ketat and super pendek, wuih pasti banyak banget yang pada ngeliatin tuh. Untuk sekarang ini, hot pants lebih sering muncul dalam bahan denim dengan model yang trendi cocok untuk dipakai waktu acara santai.
Tapi ada satu hal yang mesti diingat, kalau memakainya perlu disesuaikan juga sama tempat dan pantas atau enggaknya memilih mode fashion ini dengan wajar terutama bagi yang mau fashionable, hal ini penting banget demi menjadi yang tercantik dan termodis. (Sumber: http://www.beritaunik.net/unik-aneh/kenapa-cewek-jaman-sekarang-suka-pakai-hotpants.html)
Sikap Latah Masyarakat Modern dan Realitas Sosial dalam Kultur Ke-NTT-an
Sebagai makhluk konsumtif, manusia tentaunya akan tergiur dengan setiap perubahan. Hal ini dipengaruhi karena pola pikir dan kreatifitas manusia yang terus berkembang, disamping rasa ingin tahunya yang tinggi.
Di era modern ini, sikap itu semakin nampak. Manusia cenderung mengikuti arus perubahan tanpa memikirkan baik buruknya hal itu. Asimilasi kebudayaan kita tak peka dan tak kritis terhadap berbagai pandangan lain yang tersurat atau tersirat di dalamnya. Intinya manusia cenderung ‘semau gue’. Tak jarang sekarang tenar dengan lafal ‘masalah buat lo’. Padahal tidak semua yang ada dan diperhadapkan di depan kita menguntungkan bagi kita.
Dengan memakai celana umpan, kita tak pernah berpikir dampak sosial apa yang akan dihasilkan dari cara kita untuk orang lain. Kita hanya bersikap egois, demi mengikuti trend. Latah namanya kalau kita cenderung mengikuti arus modernisasi tanpa menilik baik buruknya. Bahkan ada yang beranggapan bahwa, kenapa mesti kamu yang berpikiran aneh dengan cara saya? Dan kita mesti menjawabnya. Loh, bukankah otak untuk berpikir? Bukankah karena kita berpikir, maka kita ada?
Di sini tak jarang kita akan men-just sesuatu atau orang lain sesuai dengan apa yang kita pikirkan dan kita rasakan. Berhubungan celana umpan, tentunya orang akan mempunyai penilaian masing-masing. Tak jarang kita akan berpikir sesuai dengan kebiasaan dan budaya yang dianut.
Dalam tata cara berpakaian, NTT sendiri memiliki sejarah yang panjang. Pada dasarnya pakaian daerah atau pakaian adat orang NTT secara asal muasalnya berawal dari pakaian perang. Dan pakain tersebut menjadi simbol kebesaran dan kemenangan. Lebih dari itu, pakaian itu pada dasarnya memiliki kain yang tebal karena kondisi geografis dan asal muasal benang yang dibuat dari kapas olahan sendiri dan juga tak ada satupun pakaian daerah NTT yang memiliki ukuran pendek atau kecil (mini).
Bertolak dari itu, maka agak aneh apabila melihat orang yang memakai pakaian yang terkesan kekurangan kain. Padahal kain kita panjang-panjang. Salah satu fenomena kekurangan kain adalah ‘celana umpan’. Karena kebiasaan orang NTT yang tidak begitu, maka sangat risih bila melihat orang memakai pakaian yang kekurangan kain. (termasuk saya, tanpa mengarah kepada kekolotan) otomatis orang tersebut akan menjadi lanskap mata untuk memandang dan tempat untuk meletakan kata-kata dari berbagai mulut. Seseuai dengan namanya apakah si pemakai bermaksud mengumpan atau hanya karena kepanasan dan gerah sehingga membiarkan angin masuk mungkin juga karena ia mengikuti perkembangan mode?
Sudahkah Kamu Mengumpanku?
Merangkum semuanya ini, saya menghadirkan sebuah pertanyaan reflektif. Sudahkah kamu mengumpanku? Aku ikan? Kamu sejenis umpan, seperti cacing atau? Selamat membaca dan mengoreksi diri kita masing-masing. Dan sebuah himbauan. HATI-HATI DENGAN PIKIRAN DAN MATA KITA. HATI-HATI JUGA TERHADAP PILIHAN BERBUSANA KITA. Karena CELANA BISA MENJADI UMPAN PELURU (PELURU APA EWH KIRA2????)... seperti yang dilagukan oleh FAJAR BAND...
(Diolah dari berbagai sumber)
0 komentar:
Posting Komentar