Post views: counter

Selasa, 20 Januari 2015

105 bayi di NTT Terinfeksi HIV/AIDS


SEBANYAK 105 bayi di Nusa Tenggara Timur (NTT) terdeteksi mengidap Human Immunodeficiency Virus (HIV)/ Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS). “Dari jumlah tersebut, sebagain besar berada di Kota Kupang dan Kabupaten Belu, sisanya tersebar di kabupaten lain di provinsi berbasis kepulauan itu,” kata Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi NTT dr Husein Pancartius di Kupang, Minggu (18/1).

Menurut dia, jumlah terebut kemungkinan akan bertambah karena 105 orang bayi yang terdata itu karena hasil VCT hanya dilakukan di dua tempat itu, sedangkan di kabupaten lain belum ada VCT karena peralatan terbatas.  Dia menuturkan, jumlah pegidap HIV/AIDS di NTT dari tahun ke tahun bertambah, pada tahun 2014 jumlah penderita HIV dan AIDS sebanyak 3.041 kasus. “Ini yang berhasil kami data, tetapi masih banyak yang tidak terdata,” ujarnya.

Dia menuturkan, berdasarkan data yang ada, di NTT ada lima daerah dengan jumlah pengidap HIV/AIDS terbanyak yakni Kota Kupang 650 orang, Kabupaten Belu 471, Sikka 356, Flores Timur 220 dan Kabuoaten Timor Tengah Selatan (TTS) 165 orang. Untuk menekan angka pengidap HIV/AIDS di NTT, kata dia, pihaknya  telah membentuk kader peduli HIV dan AIDS di tingkat pedesaan maupun kelurahan, karena sebagian besar pengidap penyakit mematikan ini berasal dari desa.

Dia juga meminta agar, seluruh masyarakat di NTT segara melakukan test VCT sehingga dapat mengetahui statusnya apakah sudah terinveksi penyakit ini atau belum. “Semua manusia bisa terinveksi HIV/AIDS, dengan berbagai cara, sehingga perlu kehati-hatian dan melakukan pemeriksaan sejak dini dan secara terus-menerus,” katanya.

Ia mengatakan. salah satu solusi mencegah banyak kasus HIV/AIDS di NTT, saat ini Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Nusa Tenggara Timur sedang melakukan survei dan pengkajian mendalam untuk kemudian menetapkan desa dan kelurahan di daerah itu sebagai desa peduli.

“Ini (desa/kelurahan peduli akan virus mematikan itu) sebagai salah satu upaya mencegah penyebaran HIV/AIDS di daerah berbasiskan kepulauan itu karena dari waktu ke waktu jumlah pengidap semakin bertambah dan sulit dikendalikan di tingkat hilir,” katanya.

Anggota DPRD Kota Kupang Jabir Marola dari Partai NasDem mengatakan, mencermati angka HIV/AIDS di Kota Kupang yang tinggi ini, maka Pemkot Kupang harus segera mengambil langkah-langkah konstruktif, agar tidak terjadi peningkatan di tahun mendatang. “Pemkot Kupang harus segera bersikap dengan persoalan ini,” ujarnya.

Sumber ; Victory News/19/01/2015
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Flag Counter

Featured Post 3

Arsip Blog

Recent Posts

Unordered List

Pages

Theme Support