Post views: counter

Rabu, 14 Januari 2015

Kota Karang Kok Banjir?



TIDAK sedikit orang mengagumi Kupang entah karena keindahan karangnya, bentuk tanah yang miring, pemandangan yang mempesona maupun karena kecantikan panoramanya. Ada yang bilang bila kota ini memiliki kemiringan yang sangat bagus hingga tidak mungkin ditimpa banjir. Ia memang kota cantik.

Kecantikannya wajib kita poles dengan penataan yang baik, bersih, asri dan indah karena kota beradab harus mengandung unsur-unsur itu. Kupang wajib kita dandan menjadi kota yang patut dikenang, dipuji dan dikagumi. Jalannya tidak perlu rumit selain menjaga kebersihan, menata ruang yang rapi seperti pertamanan dan penghijauan kota serta fasilitas lainnya.

Cukup ganjil bila jalanjalan protokol seperti El Tari (depan kantor gubernur), dan Jalan Soeharto menjadi langganan genangan banjir. Atau Trans Timor di Oesapa dan Cak Doko yang selalu dilewati banjir.
Dibutuhkan upaya keras dari Pemerintah Kota lewat dinas teknis terkait, kendati sebagiannya juga menjadi tanggung jawab seluruh penghuni kota ini.

Pemkot sebaiknya fokus pada penataan dan pembenahan drainase. Persoalan utama yang menimpa hampir seluruh kota di Indonesia adalah saluran air. Akibatnya, banjir menjadi menu utama problem perkotaan. Kupang, dengan kemiringan yang demikian, seharusnya bebas banjir. Selain drainase, pembenahan sarana dan fasilitas trotoar juga perlu dilakukan.

Fasilitas ini sangat signifikan karena selain menjadi perapi jalan, juga menjadi penjaga keindahan kota. Dengan adanya trotoar yang rapi, pembenahan bangunan liar dan pedagang kaki lima juga harus dibereskan. Lagi-lagi, kedua hal ini menjadi momok utama keindahan dan kerapihan kota.

Penanganan sampah pun perlu ditingkatkan kembali. Sejauh ini, kita perlu mengapresiasi Dinas Kebersihan yang cukup serius membenahi sampah. Yang perlu diperkuat adalah kesadaran masyarakat
dalam menjaga kebersihan lingkungan. Caranya cukup sederhana yakni dengan membuang sampah pada tempat yang telah disediakan.

Minimnya gaya hidup bersih warga turut memberi sumbangan buruk bagi persoalan kerapian, kebersihan dan problem banjir. Dalam hal ini, dibutuhkan upaya pemerintah mengajak, memotivasi dan
memaksa masyarakat menjaga sanitasi kota. Perlu diterapkan peraturan daerah yang secara khusus mengatur hukum dan hukuman bagi para pelanggar peraturan.

Jangan menunggu sampai kota ini sumpek dan padat. Bila terlambat ditata, maka ia akan sukar keluar dari problem akut kota seperti yang sudah dan sedang terjadi di kota-kota besar lainnya. Kebersihan
dan kerapian Kupang adalah tanggung jawab kita. Pemerintah memimpin dalam penataan kota (drainase, taman, trotoar dan fasilitas jalan raya lainnya) dan masyarakat harus menaati aturan. Tanyalah pada diri kita mengapa Kupang banjir.

(Victory News/13/01/2015)
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Flag Counter

Featured Post 3

Arsip Blog

Recent Posts

Unordered List

Pages

Theme Support