Post views: counter

Senin, 05 Januari 2015

PESAN DARI TRAGEDI AirAsia QZ 8501 UNTUK NTT

TAHUN 2014 menjadi tahun kelabu bagi dunia penerbangan. Betapa tidak, sejumlah tragedi jatuhnya pesawat membuat dunia berduka. Sebuah Malaysia airline lenyap tak berjejak, satu tertembak jatuh dan kini AirAsia menelan korban ratusan penumpang. Ada human error ditambah faktor cuaca.

Kita hanya menundukkan kepala sembari berbenah dan memetik pelajaran tentang keselamatan. Jatuhnya AirAsia QZ 8501 membunyikan lonceng kewaspadaan bagi setiap insan di mana pun. Gejolak
alam tak kuasa kita tolak namun dapat kita hindari dengan kesiagaan dan pencegahan.

Cuaca ekstrem memaksa kita semua untuk lebih berwaspada. Layaklah bila Indonesia, khususnya NTT menyimak tragedi AirAsia naas itu sebagai tragedi renungan dan bahan pelajaran, selain berkabung. NTT wajib memetik hikmahnya tentang betapa pentingnya tindakan pencegahan agar daftar kecelakaan transportasi tidak bertambah menimbang daerah ini masuk dalam kategori rawan bencana yang cukup tinggi.

Siklus cuacanya ekstrem; musim kering dan hujan keduanya sama-sama bermuatan musibah yang cukup tinggi. Bencana di musim kering sama beratnya dengan musim hujan. Artinya, dibutuhkan upaya penanggulangan yang ekstra keras. Tragedi QZ8501 menjadi alarm membangunkan kita semua bekerja keras mengantisipasi kecelakaan.

Peringatan keras itu tepatnya buat Pemda di NTT guna membenahi aktivitas dan sarana transportasi baik darat, laut maupun udara. Beberapa tragedi tenggelamnya kapal-kapal, longsor dan banjir tahun-tahun belakangan ini wajib kita pakai sebagai cermin untuk melihat kekurangan yang ada.

Dibutuhkan koordinasi komprehensif antar dinasdinas terkait dan badan penanganan bencana alam baik via program mendesak maupun program jangka panjang. Program mendesak dengan gerakan cepat dinas terkait mensosialisasikan kewaspadaan itu baik dalam bentuk peringatan, larangan maupun publikasi titik-titik rawan baik laut, darat maupun udara guna mencegah jatuhnya korban.

Upaya ini pun mesti disambut baik oleh pihak-pihak penjual jasa transportasi, baik milik swasta maupun pemerintah. Program jangka panjang dengan pemantapan dan pembenahan sarana dan prasarana transportasi yang memadai. Catatan pentingnya adalah bahwa 14 lapangan terbang yang ada di NTT sangat membutuhkan perbaikan dan penyempurnaan serius guna memberi kenyamanan dan keselamatan penerbangan.

Program ini bukan semata reaksi atas tragedi AirAsia naas itu namun menjadi kebutuhan berkelanjutan bagi terbentuknya transportasi yang aman, nyaman, dan menyelamatkan. Mari memutuskan duka kecelakaan dengan meningkatkan kewaspadaan dan tindakan antisipatif dengan mendorong badan penanggulangan bencana dan dinas-dinas terkait untuk secepatnya mensosialisasikan antisipasi bencana baik melalui peringatan, larangan atau dalam bentuk apa pun. Tragedi AirAsia itu meninggalkan pesan mendalam bahwa keselamatan adalah segalanya.(VN/03/01/2015)
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Flag Counter

Featured Post 3

Arsip Blog

Recent Posts

Unordered List

Pages

Theme Support